buat semuanya

terutama buat Tiar, Mayang, Desy, Nurul, Gina, Aldila and all
(to the point)

gue bingung mau nulis darimana tapi gue tau inti dari masalah kita itu apa.
gue kayak gitu ke kalian itu TERPAKSA you know? perlu gue ulangi? TERPAKSA 
silahkan dieja : T-E-R-P-A-K-S-A
gue juga ngga mau kaya gitu, gue ga betah jauh jauh gitu. gue pengennya nambah temen, bukan nambah musuh. musuh satu aja ribet. ini lagi nambah banyak.

kalian tau ga, gue kaya gitu kenapa? ngga kan? makanya gue jelasin se jelas jelasnya walaupun mata lo sipit kaya Alvin Jonathan Sindhunata (sowwy Alvinoszta ^^ )
gue kaya gitu karna gue ngerasa kalo gue ada di deket kalian itu, kalian pasti 'aura' nya gak enak atau kesel. atau sejenisnya lah. 
itu perasaan gue doang atau emang beneran? cuma lo yg tau
jadi yaaaa, gue mutusin nyari temen baru dan sedikit sedikit ngejauh dari kalian. lagian, gue juga ga mau dibilang 'tukang ngintilin' kaya novia dulu lhoo...
gue ga mau kaya gitu.

HELP ME PLEASEE!!!!

jadi, gue ngejauh dari kalian karna yaaa... menurut gue kalian ngga nyaman kalo gue ada di deket kalian. gue pengen kalin bahagia, tenang di alam sana (emang udah mati) dan tertawa terus. TANPA GUE. mungkin kalian ngartiinnya salah ya?
atau kalian marah karna sindiran gue di status gue lewat facebook? sorry, ga maksud
inget status sindiran gue sama Tiar? gue sindir sindiran sama dia, hahaha :)

gue juga yakin, pas kelas 9 kita bakal mecah lagi kan? gue juga ga mau kalo gue terlalu nempel ama kalian, emang gue apaan nempel mulu? pas lulus kita bakal mencar kemana mana kaya puzzle adek gue yg berantakan itu kan? #gaje

tiar, gue harap lo baca dan ngasih tau ke RT 7 RW 5 itu. maaf kalo lo merasa jadi jubirnya

gue udah ngasih tau alasan gue BERTINDAK KAYA GITU
sekarang giliran kalian, ngasih tau APA YG BIKIN KALIAN KESEL TENTANG TINDAKAN GUE.

PLIS BACA, GUE GA MAU ADA SALAH PAHAM LAGI

PLEASSSEEEEE  yayayayaya :)


Xie Xie Ni ^^

-nakita-
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

zero X first part 5

Ify menghela napas keras. Capek. Agni yang disampingnya juga melakukan hal yang sama. Ify kemudian menyandarkan punggungnya ke pagar pembatas jembatan.
Sementara Agni malah duduk di trotoar. Gabriel mendecakan lidah. Putus asa.

“Ya ampun, udah ngelilingin nih kota, muter-muter. Katanya sekilo doang. Tapi ga nemu-nemu.” Keuh Ozy. Ify meirik jam-nya.

“Kita nyarinya udah 2 jam lebih…” sambung Ify. Mereka semua mendesah. Capek? Tentu, udah 2 jam mencari, tapi hasilnya? Nol!

“Hah…. Jangan-jangan si keke diculiknya ditaroh di gudang lagi kayak di pilem-pilem” celetuk Nyopon asal. Semua serentak menatap Nyopon.

“Hei!” Gabriel dan Ify saling tatap. “Gudang!” ucap mereka semua barengan. Mereka semua kemudian berlari ketempat yang sama-kecuali Nyopon yang masih bingung-.
Memeang, tepat satu kilo dari sekolah mereka, ada gudang bekas. Yang ngga
terawat.

Dengan cepat agni memutar kenop gudang itu. Kekunci. Keke yang berada didalam, menyadari ada seseorang dibalik pintu. Keke berlari ke pintu.

“Hei! Keluarin gue dari sini!!!” teriak Keke dari dalam. Mereka semua langsung berpandangan.

“Ke.. keke, ini elo?” Tanya Agni memastikan. Keke tersenyum senang.

“Iya Ag! Ini gue!!!” Jawab keke. Mereka semua menghela napas lega.

“Kita khawartir banget tau ga?” ucap Ify lirih,

“Gue ga papa kok! Tapi plisss keluarin gue dari sini…. Gelap banget tau ga…” pinta Keke. Gabriel dan Agni bertatapan sesaat.

“Ke, jauhin pintu!” perintah Gabriel. Keke menurut, dia menjauhi pintu.

“oke, satu, dua, Tiga!” Hitung Agni, kemudian dia dan Gabriel berbarengan mendobrak pintu. BRAKKKKK. Pintu gudang itu terjatuh. Ga perlu waktu lama untuk menggebrak pintu itu, soalnya pntunya
juga udah lumayan rapuh. Keke tersenyum senang. Dipeluknya Agni kuat-kuat.

“Thanks Ag, Thanks semuanya!” seru Keke seneng, air matanya mulai berjatuhan. Ify mengelus kepala Keke sambil tersenyum. Ozy dan Nyopon berhigh-five. Keke
melepaskan pelukannya.

“Tapi ngomong-ngomong, kalian kok tau aku ada disini?” Tanya Keke penasan.

“Bukan Cuma tau lu dimna, tapi kita tau pelakunya malah..” jawab Ozy.

“Tapi yang ngebuat kita tau elo dimana, ya… si Nyopon, maniak sinetron, hehe” kelakar Agni. Mereka semua tertaawa berbarengan.

“makasih ya, gue pikir gue bakal kekurung disitu selamanya. Disitu sepi banget sih..” ucap Keke sambil melirik gudang tempat dia bermalam itu.

“yang penting lo selamat sekarang, mending lo pulang deh. Nyokap lo khawatri banget tuh!” suruh Nyopon. Keke mengangguk. Ify menepuk jidatnya.

“Ya ampun!” pekik Ify. Dia melirik jam ditangannya. 14.15! “ya ampun, gue telat!!!” ucap Ify.

“apanya Fy?” Tanya Agni.

“Gue telat kerja Ag! Hari ini hari pertama gue kerja! Ya ampun,” jawab Ify dengan raut wajah cemas.“yaudah, gue pergi dulu yah,” pamit Ify. Yang lain mengangguk.

* * *

Satu hal yang perlu disyukuri, adalah, tempat kerja Ify yang lumayan deket sama tempat penyekapan keke. Tapi tetep saja, judulnya “TELAT DIHARI PERTAMA KERJA” so bad,
huh? Dengan cepat Ify memasuki café. Sebelum sampai didalam, Ify menghela napas
berkali-kali. Menguatkan batinnya. Sebeum dimarahi atasannya.

“Siang pak..” sapa Ify ke Manager café. Sang Manager berbalik. Pak Sion.

“ya ampun, Ify…. Kamu ini! Kamu tau tidak, kamu terambat setengahb jam tau baru hari pertama kerja saja kamu sudah seperti ini! Apalagi selanjutnya? Bisa-bisa kamu
makan gaji buta tau ga? Kamu ini bagimana sih????????” semprot Pak Sion. Ify
menundukl dalam-dalam. Ify mau ngejelasin, tapi toh sama saja, pasti managernya
yang satu ini ga ngerti atau tepatnya ga mau ngerti. Huh!

“Ma, Maaf pak” hanya itu kata-kata yang dilontarkan Ify. Pak Sion menatap Ify kesal. Bagi orang yang penuh disiplin seperti dia, yang namanya pelanggaran, apalagi
terlambat masuk, merupakan KESALAHAN BESAR.

“pokoknya, gaji kamu buklan ini, akan Saya potong! Atau… Kamu saya pecat!” Ucap Pak Sion. Ify mengangkat muka. Terbelalak. Sekejam itu kah?

“Tapi pak.. saya mohon… ibu saya tuh sakit-sakitan, gimana caranya saya dapat uang??” tanya Ify memelas. Pak Sion membuang muka.

“Saya tidak peduli. Toh itu urusan kamu. Bukan urusan saya!” ucap Pak Sion berkeras. Ify melengos. Apa-apaan ini????

“Ada apa nih?” Ucap seseorang dari belakang Ify. Tampaknya orang penting, soalnya Pak Sion langsung berperilaku sopan. Tadinya Ify mau berbalik, tapi berhubung dia
lagi kesel, dia cuek aja.

“ini pak, pegawai baru. Baru mau kerja har ini. Tapi sudah terambat masuk setengah kjam. Sebagai manager café ini, saya ingin mendisiplinkan pegawai disini” jawab Pak
Sion. Menurut Ify, tampangnya sangat CARI MUKA. Jadi penasaran juga, siapa
orang ini. Ify berbalik.. dan….

“elo??” ucap Ify.

“Aya?” ucap cowok itu. Well, udah tau kan, siapa, RIO.

“perlu berapa kali gue bilang sih? Nama gue bukan aya!” protes Ify, seolah melupakan hipotesisnya kalo orang ini “penting”

“oke, Sorry” ucap Rio pelan. Dengan menambahkan dalam hati, elo Aya.. menurut gue…

Pak sion menatap mereka berdua bergantian. Kalian saling kenal?” Tanya Pak Sion. Ify menggeleng. Tapi Rio mengangguk.

“Saya ga kenal dia. Dia aja yang suka manggil saya Aya. Padaha nama saya Ify..” jawan Ify sambil melotot ke Rio. Pak Sion menaikan Alis. Ga ngerti. Rio ga meduliin
prtanyaan pak Sion barusan. Tepatnya, dia ga bereaksi sama sekali.

Ify merenggut kesal. Sepertinya “pemecatan” udah diepan mata. Jelas-jelas dia ngga sopan. Ya kan?Tapi, ternyata, ify salah besar. Well, ify ga mikir kalo Rio bisa
aja “nyelamatin” dia. Dan emang itu yang Rio lakuin.

“ya udah. Maafin aja dia pak, tadi masih ada acara di sekolah sedikit. Makanya dia terlambat” Ucap Rio datar. Ify melotot ke Rio. Keterangan Rio jelas-jelas
PALSU. Rio balas menatap Ify cuek.

“Kok tuan Rio bisa tau?” Tanya Pak Sion.

“Dia satu sekolah sama saya” jawab Rio datar. Pak sion menatap seragam Ify, seolah baru menyadari bahwa seragam yang dikenakan mereka berdua sama. Blazer, kemeja seragam
berwarna putih biru , dan skirt-untuk Ify- dan celana –untuk Rio- yang berwarna
senada dengan kemeja mereka.

“ya, naiklah, kali ini kamu saya ampuni. Tapi jangan ulangi agi lain kali” ucap Pak Sion. Senyum Ify merekah.

“benera nih pak? Saya ga dipecat? Gaji saya ga dipotong?” Tanya Ify antusias. Pak sion menatap rio sebentar. Rio mengangguk.

“ya. Baiklah. Gaji kamu tidak saya potong!” jawab Pak Sion. Ify melompat senang, reflek, dia memeluk Rio yang ada dihadapannya. Rio sendiri kaget banget. Pak Sion malah melotot. Dengan cepat Ify melepaskan
pelukannya. Kemudian menunduk malu.

“Maaf ya, kalo seneng, gue suka reflek meluk orang, hehehehe” ucap Ify malu. Rio kayak kesambae petir dengerin ucapan Ify barusan. Kalo seneng, reflek meluk orang.
Bayangan Aya muncul lagi. Rio menatap Ify lekat. Ify menaikan alis bingung.
Tapi Rio kemudian melengos dan berjalan meninggalkan Ify.

“ga seharusnya gue mikirin Aya terus.. cewek itu bukan Aya. Dan lagi, gue ga pantas buat mikirin aya… gue udah ngecewain Aya..” desah Rio.

Sementara itu Ify hanya menatap keprgian Rio dengan satu kata. “aneh” itu label yang pas buat Rio, tiap kali Rio bertemu Ify. Ify bisa ngerasain, dia ga asing sama Rio.
Tapi satu hal yang ngebuat Ify berhent buat nyari tahu, adaah satu kalimat yang
selalu melitas dalam ingatannya “kenangan Buruk”

* * *

Ify melirik jam ditangannya. Jam 9.30 malam. Ga pantas buat seorang anak cewek pulang jam segini, masih berseragam pula. Tapi apa boleh buat. Ini udah
konsekuensinya kerja paruh waktu. Ify ga peduli sama kata orang lain.yang dia
peduliin adalah bagaimana ngumpulin uang dengan cara halal-sebanyak-banyaknya,
buat bisa ngobatin ibunya. Hanya itu.

Sebenernya, Ify agak getir juga jalan-jalan tengah malam begini, mana sepi…. Oke, ga sepi, karna tanpa Ify sadari, didepan jalan, ada sekumpulan om-om yang kurang
kerjaaan, pengangguran seumur hidup, lagi ngebuang-buang uang dengan cara
mabuk-mabukan.

Begitu sampai didepan jalan itu, Om-om itu ngelirik Ify. Dengan tatapan nakal. Tapi Ify ga tau. Tempat yahng agak gelap ngebuat dia ga begitu bisa ngeliat jelas.

“eh, ada anak sekolahan, sekolah apaan neng, pulangnya malam-malam begini?” Tanya salah satu dari mereka, sambil tertawa kurang ajar. Ify tidak menggubris mereka. Ify
mempercepat langkahnya. Sambil berdoa agar dia dilindungi sama Tuhan.

“idih,,, dok jual mahal..” timpal Yang satu yang langsung mencegat Ify. Ify berhenti, menggigit bibir. Zoba tidak aman, huh? Ify berbalik, tapiternyata dibelakangnya
udah ada satu om-om laghi. Ify meneguk ludah. Dia terkepung!

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa” Ify berteriak keras. Sambvil berjongkok dan menutup kupingnya. Dia takut banget. Di pejamkan matanya kuat-kuat. Om-om itu malah ketawa-ketawa

“teriak saja, tidak aka nada yang denger teriakan kamu.. ini sud…” belum sempat dia melanjutkan kata-katanya, seseorang udah melayangkan tinjunya ke Om-Om itu. Ify
mengangkat muka. Seorang cowok tinggi, lagi menghadapi ketiga om-om sinting
itu. Agak gelap, Ify ga bisa ngeliat jelas, siapa itu. Yang jelas, Ify ngerasa
kao Ify kenal banget cowok itu.

Brukkkkkk. Om-om yang ketiga terjatuh, kemudian merintih kesakitan.

“Awas kalo kalian berani ngegangguin dia lagi” ancam cowok itu. Ketiga om-om itu langsung ngibrit. Ify terduduk. Lega. “lo ga papa Fy?” Tanya cowok itu. Ify mengangkat
muka.

“Iyel” Ucap Ify lega “gue baik-baik aja. Thanks banget yaa” jawab Ify. Iye membantu Ify bangun berdiri.

“lo ngapain jalan-jaalan sendirian malam-malam begini?” Tanya Iyel.

“Gue habis kerja. Tadi gue datangnya telat, makanya gue disuruh lembur sejam.” Jawab Ify.

“ohh, ya udah, gue ambil motor temen gue dulu. biar gue anterin lo” ucap Iyel. Ify menganguk.

Sementara itu, dari kejauhan, Rio melihat adegan tadi dari dalam mobil. Sebenernya, tadi dia mau nolongin Ify, tapi keduluan Iyel. Rio menghela napas. Kemudian melajukan
mobilnya.

* * *

Sivia merintih sambil memegangi perutnya. Niatnya mau ke kantin, tapi maagnya keburu kumat. Sivia melirik bangku yang ada didekat situ, kemudian langsung berjalan
untuk duduk disana. Sial! Semalam Sivia ga sempet makan, soalnya dia sibuk
ngerjain tugas dari Pak Duta, tadi pagi karna udah hampir telat juga dia ga
sarapan.

Sekarang, dia ga punya tenaga lagi buat ke kantin, ya, gimana mau punya tenaga, kalau perutnya begitu nyeri dan ga ada asupan makanan dalam perutnya? Sivia menunduk.
Perutnya sakit banget. Sivia mencoba bangun berdiri, mengumpulkan sisa-sisa
kekuatannya untuk mencapai kantin (?)

Tapi baru Selangkah, dia udah hampir jatuh. Hup! Sivia ditahan oleh seseorang. Sivia menatap orang itu. cowok. Cowok itu tersenyyum. “lo ga papa?” Tanya cowok itu.
sivia menggeleng, cwok itu kemudian mengantarkan Sivia ketempat duduk tadi.
Svia tersenyum tipis. Dia ingat siapa cowok ini. Gabriel.

“Thanks ya” ucap SIvia sambil tersenyum. Tiba-tiba rasa nyeri itu dating lagi. “Duhh” rintih Sivia. Gabriel mengernyitkan dahi.

“lo kenapa?” Tanya Gabriel heran. Sivia tersenyum kecut.

“Maag gue kambuh….” Jawab Sivia pelan, sambil memegangi perutnya.

“Oh, yaudah, gue beliin lo makanan. Tunggu disini” ucap Iyel kemudian berlari kecil ke arah kantin. Sivia tersenyum tipis. Cowok baik. Pikir Sivia.

5 menit kemudian, Gabriel datang lagi. Dengan semangkuk bubur ayam yang masih panas. Sivia manikin alis. Bubur? Pikir Sivia.

“katanya, kalo sakit maag, makan aja bubur anget (bner gat uh? -_- Kebetulan gue juga ga punya uang banyak, jad ga bisa ngebeliin elo yang mahal-mahal, hehe” ucap
Gabriel sambil menyodorkan mangkuk itu ke Sivia. Bukannya ngambil, sivia malah
menatap bubur itu sambil cekikikan. Gabriel menatap Sivia.

“Lo ga mau makan nih? Iya deh, gue tau, orang kaya ga suka makan beginian. Biasanya makan.. apaan tuh namanya? Pizza? Atau? Ga tau deh gue, hehe” ucap Gabriel. Sivia
menggeleng cepat.

“eh, enggak kok. Ga papa kok. Gue Cuma seneng ja, o bela-belain beliin bibir buat gue. Betulan deh!” ucap Sivia cepat, kemudian mengambi bubur dari tangan
Gabriel dengan hati-hati. Dan mulai melahapnya, ga lama kemudian, bubur itu
langsung ludes.

“Ya ampun! Gue lupa bei minumannya”ucap Gabriel panic.

“Eh, ga papa kok, biar gue beli sendiri. Ke kantin yuk, sekalian gue beliin lo makanan. Itung-itung, gue nraktir lo lah, gimana?” tawar Sivia.

“Ga ngerepotin nih?” Tanya Gabriel memastikan.

“ya ngga lah. Gue lebih ngerepotin lagi. Yuk”

* * *

Acha tersenyum memnggoda kea rah Sivia yang lagi bengong sambil senyum-senyum sendiri di tempat duduknya.

“Ecieee. Yang tadi ke kantin bareng pujaan hati” goda Acha. (di cerita ini Acha suka ngegangguin orang, bener ga? Ehe). Wajah Sivia langsung memerah.

“apaan sih?” elak Sivia.

“ohhh, jadi lo naksir abak Zero ya? Yang tadi ke kantin bareng elo? Tampangnya sih lumayan… tapi tetep aja, anak Zero tuh miskin. Kampungan” ejek Shilla tepat
sasaran. Sivia mendelik.

“Apaan sih? Kita ga butuh pendapat lo tau ga? Ngancurin mood orang aja. Suka-suka Sivia dong mau suka sama siapa. Emang elo emaknya berani ngatur-ngatur dia? Lagian… sirik aja lo jadi orang” cerocos Acha
kesal.

“ya, elo juga kan Cha? Kemarin gue liat lo duduk berduaan sama anak Zero. Wah, wah, pada mau jadian masal sama anak Zero ya?” ledek Shilla lagi. Kali ini lebih tajam.

“Lo apa-apaan sih? Jaga mulut lo! Emang lo pikir anak Zero bukan manusia apa? Hobi banget ngehina anak Zero!” baas Acha kesal.

“Ngebelain anak Zero? Auww so sweetttt” ejek Shilla. Acha berjalan mendekat ke arah Shilla, tapi Alvin menahan Acha.

“udahlah… jangan berantem terus” lerai Alvin.

“hahhhhhh, lo ngebelain Shilla lagi… Vin, gue tau lo suka sama Shilla, dan gue sangat menyayangkan hal itu. elo bisa-bisanya suka sama cewek yang ga bisa jaga mulut
kayak dia” ucapan Acha itu berhasil bikin Alvin sating.

“elo apaan sih ha?” elak Alvin.

“well, gue kasian sama lo Vin. Mau sampai kapan lo berharap?” ucap Acha sambil keluar kelas. Shilla berbalik ke Alvin.

“bener yang dikatain Acha?” Tanya Shilla. Alvin menghela napas keras.

“Acha ngawur” ucap Avin kemudian menyusul Acha keluar. Shilla hanya menatap mereka ga ngerti. Sementara itu, diluar kelas.

“Maaf, gue keceplosan” sesal Acha. “Habis gue kesel banget sih! Lo ngebelain dia mulu”

“Ga papa kok Cha. Sebenernya, gue juda udah capek sama semua ini. Dulu, gue reain dia pacaran sama Cakka. Sekarang, waktu dia free, kok gue jadi ragu gini yah?” ucap
Alvin sambil menyandarkan badan ditembok.

“Vin, kalo lo gak yakin kalau suka sama shilla, emnding ga usah deh. Sikap dia aja gitu, lagian, gue rsa dia gak concern tuh sama elo” cerocos Acha jujur. Alvin
tersenyum kecut.

“Ga concern sama gue ya..” ulang Alvin.

“eh? Gue bilang apa tadi? Aduh, Vin, kjangan masukin kehati ya.. “ sesal Acha. Alvin menggeleng.

“gak papa kok”

* * *

Ify berjalan selangkah, kemudian berbalik, tapi habis itu balik lagi, trus balik lagi, ga tau deh bolak-balik sampe berapa kali. Setelah menghela napas
panjang-panjang, Ify berjalan.

“gue bilang makasih gak yah? Tapi apa dia ga GR ya? Kayaknya ngga deh. Tapi kalo gue ga bilang thanks.. ya.. kan gara-gara dia gue ga dipecat. Ya udah deh, bilang
makasih… eh, tapi entar sampe san ague bilang apaan? Masa gue bela-belain
kekelas dia hanya untuk bilang thanks? Ga ah” ucap Ify sambil bolak-balik
dikoridor.

“Brukkkkk” Ify menabrak seseorang.

“Damn! Punya mata ga sih Lo?” bentak cowok itu.

“Ya sorry…” Ify mengangkat muka. “elo?” ucap mereka berdua barengan

* * *
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

zero X first part 4 (potongan)

YANG LALU KEPOTONG
Keke terbangun esok paginya. Keke mengerjap-ngerjapkan mata. Ada cahaya masuk! Dari belakang kardus. Dengan semangat, keke memindahkan kardus-kardus itu. Tapi begitu melihat apa yang ada dibalik kardus-kardus itu, keke langsung kecewa. Hanya ada lubang sebesar kepalan tangan yang membiarkan sinar matahari menerobos masuk.

Keke terduduk lemas. Memegangi perutnya. Lapar. Sejak kemarin kan dia ga makan. Keke menataplesu kedepannya. Ada pintu! Dengan cepat keke menuju pintu itu. Dan mulai memutar kenopnya. Gabisa dibuka! Keke mengedor-ngedor pintu itu dengan kesal.


“hei!!Buka!" teriak keke sambil mengedor-ngedor pintu itu. "BUkaaaaaaaaaaaaaaa" teriak keke lagi. Keke terus-menerus berteriak. tapi ga ada jawaban. ga ada yang denger. Keke terduduk lemas. Putus asa..... keke menatap lesu kearah pintu. Keke memegang perutnya. Lapar bangetttt.


"Kerjaan siapa sih ini?" rutuk Keke. "kalo mau ngunci, kasih makanan sekalian kek. ini sih bukan penculikan sama penyekapan lagi, tapi udah masuk pembunuhan secara pelan-pelan." Omel Keke. Keke mengedarkan pandangan kesetiap sudut ruangan. Berdebu. Udah pasti, namanya juga gudang.


Tiba-tiba Keke ngeliat sesuatu. disamping tasnya ada tas kresek hitam. dengan cepat keke meraih tas kresek itu. Begitu ngeliat isinya, wajah Keke lanbgsung berseri-seri. Yey! Ada makanan! Keke tersenyum tipis "gue cabut kata-kata ngebunuh secara perlahan-lahan. tapi kalo sampe gue ga dikeluarin hari ini...."
* * *


"Gawat, Gawat, Gawat!!!" Teriak Nyopon heboh pas masuk kelas.


"Apaan sih? gangguin orang lagi tidur aja!" bentak Agni jengkel. ya, maklum lah, semalam kan begadang nonton world cup :p. Nyopon menghampiri Ify cs.


"Eh, bentar deh, si Keke kemana? kok belum datang?" potong Ify yang baru sadar kalo temen sebangkunya belum dateng, padahal, rumah Keke doang yang paling deket sama sekolah.


"Nah itu dia! makanya dengerin gue dong!" samber Nyopon cepat. YAng nhgebuat Agni kebangun dari tidurnya.


"nah itu dia! ga usah make urat!!!!!" teriak Ozy jengkel.


"Dengerin gue dulu kek! jadi gini deh ya, Keke tuh ga pulang kerumah dia! Alias KEKE HILANG!" Ucap Nyoipon. YAng ngebuat satu kelas kompak noleh ke dia. Agni menoyor kepala Nyopon.


"Lo jangan sembarang ngomong deh Pon... Tau dari mana lo?" Tanya Agni ga percaya.

"Iya, tau darimana?" tanya Ify juga.


"tadi kan gue lewat rumahnya tuh, nah, Nyokapnya nanya ke Gue, kenal Keke gak? trus pas gue jawan Iya, Nykapnya cerita, kalo Keke ga pulang dari kemaren, gituuuuu" jelas Nyopon.Ify terduduk. Shock.

“Siapa yang nyulik sih…. Kurang kerjaan banget.. maksudnya apa coba??” ucap Ify irih samba menunduk. Air mataya mulai mengalir. Khawatr sama Keke. Agni mengelus Ify pelan. Wajah Agni ga kalah panic.

“Gini, gimana kao kita nyari Keke pas pulang sekolah. Hari ini kan kita keluarnya lumayan cepet” usul Agni. Yang lain kompak mengangguk. Ify mengangkat muka.

“Tapi.. gue mau kerja siang ini..” ucap Ify lemah.

“Lo kerjanya jam berapa?” Tanya Ozy.

“Jam 3-an lah..”

“Bisa tuh, kan kita pulangnya jam 12 nih hari. Lo ikut nyari sejam juga ga papa kan?” usul Ozy. Ify mengangguk pelan. Didepan kelas Zero, Shilla berdiri bersandar dipintu kelas Zero, sambil tersenyum tipis. Kemudian berjaan menghampiri Ify cs.

“Pada ngumpul nih…. Lagi janjian yah? Mau kemana?’ Tanya Shilla sambil melipat tangan di dada. Ify cs angsung kompak noleh ke dia.

“Well, bukan urusan lo” jawab Ify cuek.

“Bukan urusan gue? Lo salah besar…. Temeb lo ada yang ileng yah?” Ucapan Shilla, sukses ngebuat Ify dan yang lain kompak noleh ke Shilla.

“dari mana lo tau?” Tanya Ify sambil menyipitkan matanya. Curiga.

“jelas tau doong. Apa sih yang gak Ashilla Zahrantiara tau? Nothing” jawab Shilla sambil tersenyum lebar.

“Dan lo… pasti ada dibelkang semua ini!” tuduh Agni. Shilla berbalik ke Agni.

“wow! Briliant! Emang… ada hubungannya sama gue. Itu jelas” ucap Shilla. Agni membelalakan mata. Mencengkram keras kerah jas seragam Shilla.

“elo yang Nyulik Keke??” Tanya Agni geram.

“lepesin tangan kotor lo! Iuwww” Ucap Shilla sambil menyentakan tangan Agni. “ya, temen lo emang gue yang culik. Tepatnya, gue nyuruh orang suruhan gue, buat nyulik dia.”
“Elo…” suara Ify tertahan.

“napa? Mau marah? Temen elo tuh.. yang salah! Ngapin ngancurin mobil gue? Kita impas kan? 1 sama…” ucap Shila sambil tersenyum licik. Agni langsung berdiri dari tempat duduknya.

“Apa? Asal lo tau ya, yang ngancurin mobil lo bukan dia, tapi..” kata-kata Agni langsung dipotong Ify, mulut agni dibekap sama Ozy. “Hmpffft”

“Sekarang kasih tau ke kita, dimna losembunyiin keke?” Tanya Ify to the point.

“Ga seri kalo gue kasih tau. Karna biaya perbaikan mobil aja gue yang tanggung sendiri. Jadi lo semua cari aja sendiri” jawab Shilla jutek sambil berjalan meninggalkan Ify cs. Tapi tangannya dicekal Gabriel yang udah dibelakang dia.

“Seenggaknya lo ngasih clue” mohon Gabriel. Shilla berpikir sebentar.

“arah timur,sekilo dari sekolah, tempetnya sumpek” jawab Shilla jutek kemudian menyentakan pegangan Gabriel. Ozy membuka bekapannya dimulut Agni. Agni langsung nyerocos.

“Kalian kok ngebekep mulut gue sih?” Tanya Agni jengkel.

“karna kalo ga, lo Ngocor!” jawab Ozy dan Nyopon serempak.

“hah? Kok gitu?” Tanya Agni ga ngerti.

“Ag, kalolo ngasih tau kalo eo yang ngapa-ngapain mobil Shilla, yang ada incaran Shilla jadi elo. Mikir dong Ag, apa lo mau habis keke elo lagi yang jadi mangsanya?” jelas Ify.

“dan sebaiknya, kita konsen buat nyari keke entar” sambung Gabriel. Agni tertunduk.

“Ini semua…. Salah gue..” ucap Agni pelan. “coba gue ga iseng, Keke ga akan diculik” ucap Agni penuh penyesalan. Ify menepuk pundak Agni.

“gue yakin kok, Si Shilla ga ngapa-ngapain Keke. Dia ga mungkin sekejam itu sama keke. Pasti dia cumaa nyekap keke. Mending kita mikirin gimana caranya nyari Keke nytar siang, biar dia nggak lamaan disekapnya” ujar Ify. Yang disambut anggukan dari yang lain. Agni tersenyum tipis. Yap, harus focus ke Keke sekarang.

Dan skor sementara Zero dan First, adalah satu.. sama…
* * *

“dari mana Shill?’ Tanya Avin begitu ngeiat Shilla masuk kelas.

“kelas Zero” jawab Shilla sambil tersenyum. Alvin menaikan alis.


“Ngapain kesana?” Tanya Alvin heran, belum sempet Shilla ngejawab, udah main dipotong sama Acha.

“Paling habis ngehina anak Zero. Tabiat buruk banget” celetuk Acha sambil menggambra sesuatu. Kemudian mengangkat gambarnya keatas kepala. Gambar cewek yang lagi bercakak pinggang pongah. Siapa lagi kalo bukan shilla.

“Lucu ga gambar gue Shill? Ini elo lohhh, berdasarkan pengamatan gue, elo sering banget berpose kayak begini, hehe” lanjut Acha dengan nada mengejek. Shilla menggertak kesal. Baru maju selangkah, udah ditahan Alvin

“Udahlah, lo berdua kayaknya tiap hari kerjaannya beranteeeem mulu. Kayak anak kecil aja”ucap Alvin sambil menahan Shilla.

“Dia tuh, kekanak-kanakan banget” tuduh Shilla sambil nuding Acha.

“well, emosian, khas anak-anak banget..”komentar Acha santai. “Shill, Shill, rubah sifat elo” ucap Acha sambil menepuk pundak Shilla, kemudian berjalan keluar kelas.

“Sok bijak lo!” maki Shilla jengkel. Tapi Acha ga peduli, dan tetep ke luar kelas.
* * *

Acha duduk di bangku taman sambil terkikik geli nginget setiap pertengkaran kecilnya dengan Shilla. Yang emang selalu disengajakan sama Acha. Bukan apa-apa, Hanya saja, Acha suka banget ngeliat ekspresi Shilla kalo marah. Lucu aja gitu. Lagian shilla gampang dibuat marah.

Ozy berjalan sambil berpikir keras. Tempat sumpek. Daritadi kata-kata itu yang terngiang dikepalanya.OZy kemudian memilih untuk duduk dibangku taman, tanpa basa-basi, OZy langsung menduduki bangku tu, tanpa sdar kalo da cewek yang duduk dibangku itu juga.

“Tempat sumpek.. kira-kira dimana ya?” gumam Ozy. Acha-cewek yang duduk disamping Ozy- menoleh ke OZy. Yang lkelihatan lagi serius berpikir sampai ga nyadarin kehadiran Acha.

“hmmm? Kolong jembatan? Kolong jermbatan luas…. Rumah kardus? Elah.. ga mungkin… padang rumput setuinggi 1 meter? Impossible ada tempet kayak gitu disini…..” pikir OZy. “terus apaan doong?”ucap OZy gemas sambil mengacak-acak rambutnya. Acha yang ada disebelahnya hanya memperhatikan Ozy dengan heran.

Merasa diperhatikan, OZy berbalik. Menatap Acha, setelah bertatapan selama beberapa detik, mereka berdua tersadar, Nyawa mereka balik :p (emang tadi kemana? Tanyakan pada penulis bego -_-)
“Kyaaaaaaaa” teriak Ozy spontan (telaatttt Ozyyyyy *gemes). Acha tersentak, kemudian menatap OZy heran.
“Kenapa?” Tanya Acha heran.

“Ada manusia disini? Kok gue ga ngerasa ya? Jangan-jangan lo hantu,. Mana kaki lo? Eh, ada tuh, napak, elo bukan hantu ya? Trus elo siapa dong? Kok bisa muncul disini? Hei! Jawab doong, atau elo..” OZy mulai nyerocos.

“Stoppppp!!” teriak acha. “Gimana gue bisa jawab kalo elo nyerocos terus? Elo sendiri gimana sih? Saah elo doong kalo ga nyadar, orang gue duduk disini udah lebih duluan dari elo!” giliran Acha yang nyerocos.

“Ohhh, gitu yah, ehe, maaf” Ucap OZy samba garuk-garuk kepala yang gak gatal. Acha mendecakan lidah sambil geleng-geleng.

“Dasar aneh!” gumam Acha. Kemudian berjalan pergi.

“Eh, uh, eh, tunggu! Nama lo! Nama lo siapa?” teriak Ozy.

“Acha” jawab Acha pendek kemudian balik kekelasnya.

“acha..” gumam OZy, pas ngangkat muka, taunya Acha udah ngileng. “Gue ozy… Yah,,,, udah ileng…” ucap Ozy kecewa.
* * *

“ok, kita nyarinya ke arah timur yah..” ucap agni sambil berpikir. Dia, Ify, OZy, Nyopon sama Gabriel udah didepan gerbang sekolah sekarang. Mau nyari keke.

“yap. Sekilo, kuarng-lebih” sambung Iyel.

“Semoga cepet ketemu..”timpal Ify. Yang lain mengangguk.

“Gue takut dia kenapa-kenapa” ucap Agni sambil meremas-remas tangannya.

“yaudah, pergi sekarang yuk?” ajak OZy.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

zero X first part 4

Keke terbangun esok paginya. Keke mengerjap-ngerjapkan mata. Ada cahaya masuk! Dari belakang kardus. Dengan semangat, keke memindahkan kardus-kardus itu. Tapi begitu melihat apa yang ada dibalik kardus-kardus itu, keke langsung kecewa. Hanya ada lubang sebesar kepalan tangan yang membiarkan sinar matahari menerobos masuk.

Keke terduduk lemas. Memegangi perutnya. Lapar. Sejak kemarin kan dia ga makan. Keke menataplesu kedepannya. Ada pintu! Dengan cepat keke menuju pintu itu. Dan mulai memutar kenopnya. Gabisa dibuka! Keke mengedor-ngedor pintu itu dengan kesal.

“hei!!Buka!" teriak keke sambil mengedor-ngedor pintu itu. "BUkaaaaaaaaaaaaaaa" teriak keke lagi. Keke terus-menerus berteriak. tapi ga ada jawaban. ga ada yang denger. Keke terduduk lemas. Putus asa..... keke menatap lesu kearah pintu. Keke memegang perutnya. Lapar bangetttt.

"Kerjaan siapa sih ini?" rutuk Keke. "kalo mau ngunci, kasih makanan sekalian kek. ini sih bukan penculikan sama penyekapan lagi, tapi udah masuk pembunuhan secara pelan-pelan." Omel Keke. Keke mengedarkan pandangan kesetiap sudut ruangan. Berdebu. Udah pasti, namanya juga gudang.

Tiba-tiba Keke ngeliat sesuatu. disamping tasnya ada tas kresek hitam. dengan cepat keke meraih tas kresek itu. Begitu ngeliat isinya, wajah Keke lanbgsung berseri-seri. Yey! Ada makanan! Keke tersenyum tipis "gue cabut kata-kata ngebunuh secara perlahan-lahan. tapi kalo sampe gue ga dikeluarin hari ini...."

* * *

"Gawat, Gawat, Gawat!!!" Teriak Nyopon heboh pas masuk kelas.

"Apaan sih? gangguin orang lagi tidur aja!" bentak Agni jengkel. ya, maklum lah, semalam kan begadang nonton world cup :p. Nyopon menghampiri Ify cs.

"Eh, bentar deh, si Keke kemana? kok belum datang?" potong Ify yang baru sadar kalo temen sebangkunya belum dateng, padahal, rumah Keke doang yang paling deket sama sekolah.

"Nah itu dia! makanya dengerin gue dong!" samber Nyopon cepat. YAng nhgebuat Agni kebangun dari tidurnya.

"nah itu dia! ga usah make urat!!!!!" teriak Ozy jengkel.

"Dengerin gue dulu kek! jadi gini deh ya, Keke tuh ga pulang kerumah dia! Alias KEKE HILANG!" Ucap Nyoipon. YAng ngebuat satu kelas kompak noleh ke dia. Agni menoyor kepala Nyopon.

"Lo jangan sembarang ngomong deh Pon... Tau dari mana lo?" Tanya Agni ga percaya.

"Iya, tau darimana?" tanya Ify juga.

"tadi kan gue lewat rumahnya tuh, nah,
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

zero X first part 3

Kyaaaa! Mobil gue!!” Pekik Shilla meratapi nasib mobilnya. Mobilnya
yang biasanya terlihat manis, sekarang udah….kayak bukan mobilnya lagi.
Ban kanan depan dicopot dan ditaruh diatas kap mobil. Kaca jendelanya
dicoreti dengan pilox gede-gede.

“THIS CAR IS DEDICATE TO ‘MAK LAMPIR’” Tulisan yang ada disitu.

“Arggh. Siapa sih yang ngelakuin ini?” Pekik Shila jengkel. Nak-anak
udah mulai mengerubungi dia. Dan hamper semuanya ketawa cengengesan.

“Wah… Mobil lo keren banget Shill…. Mana ada nama lo lagi! Mak Lampir
hahahaha” ejek Acha yang udah disamping Shilla. Shilla meirik Acha
sinis. TApi Acha ga ngeliat dia lagi sibuk merhatiin kondisi mobil
kesayangan
Shilla yang udah “parah” banget. “Kreatif” komentar Acha.

Angel ikut memperhatikan mobilnya. Dibawah tulisan itu terdapat tulisan: By: A-Z.

“Eh, Shill., tuh ada tulisannya, By: A-Z “ Ucap Angel sambil menunjuk tulisan itu. Ange mendekati tulisan itu.

“A-Z siapa?” Gumam Shilla.

“A-Z itu Ashilla Zahrantiara Kalee. Hebat ya lo Shill, ngeruskin mobil sendiri” Komentar Acha.

“Apaan sih lo? Lo pikir gue udah gila?” Bentak shilla. Acha mengangkat bahu.

“Yah…. Who knows?” Komentar Acha lagi. Shilla memutar bola matanya. Dia masih sangat cukup waras.

“Jangan-jangan…. A-Z itu Angel -Zevana?” celetuk SIvia yang lagi
disebelah Acha. Mata Shilla membulat. Kemudian berbalik ke kedua
temennya itu.

“Ngel? Zev? Apa bener lo berdua?” Tanya SHilla tajam. Angel dan zevana kompak menggeleng

“Ya ampun Shill, lo tuh temen kita. Masa kita yang ngeginiin elo? Kita
juga masih waras lagi!” angel ngebela diri. Zevana mengangguk.
Sombong-sombong begini, mereka juga masih setia kawan tau!"


"terus? siapa dong?" Ucap Shilla udah mulai frustasi.dari kejauhan,
Agni, Keke dan Ify juga nyaksiin itu semua. Agni tersenyum simpul. Keke
cengengesan, Ify geleng-geleng.


"JAdi ini kerjaan lo Ag?" Tanya Ify. Agni mengangguk. "ya ampun Ag...ck"


"Lucu, lucu. Kok lo bisa ngelepas bannya?" Tanya Keke. pertanyaan
bagus. Agni mengeluarkan sebuah kotak hitam dari dalam tasnya. Ify
menaikan alis.


"Apaan tuh? Black box?" Tanya Ify sambil menengok ke dalam kotak itu.


"Bukan, ini perlatan gue yang biasa gue pake dibengkel" Jawab Agni. Ify menaikan alis.


"Lo bawa-bawa itu kesekolahan?" tanya Ify ga percaya.


"Iya lah, tapi khusus nih hari aja. Hadiah gue buat mak lampir hehe"
jawab Agni kemudian mengembalikan kotak hitam itu kedalam tasnya.


"dasar" ucap Ify dan keke barengan sambil geleng-geleng.


"A-Z itu.. Agni-Zero?" tebak Keke. Agni mengangguk.


"Yap! Pinter lo ke, emang deh tuh bocah bego hahhahaha" jawab Agni
sambil tersenyum setan. Ify menggeleng. Agni terlalu kreatif
hehe.Kembali Ke Shilla yang udah kelihatan banget betapa frustasinya
dia.


"Arggh. Kalo sampe gue tau siapa yang bikin kaya gini, hidupnya ga bakal tenang!" rutuk Shilla.


"Kenapa nih?" Tanya ALvin yang udah beridiri dibelakang Shilla. Shilla berbalik. Matanya udah berkaca-kaca.Hampir nangis.


"Alvin... lo liat deh mobil gue.." Ucap Shilla sambil menunjuk mobilnya
yang udah kayak rongsokan entah darimana, padahal cuma dipiloksin sama
bannya dicabut. Kacanya masih utuh, pintunya ga dicabut, tapi..
spionnya kok hilang? Oke, Shilla gak begitu merhatiin kaca spionnya.
Karna keburu ngeliat kaca depannya yang udah sangat kreatif.


Alvin menaikan alis begitu ngeliat kondisi mobil shilla. Mengenaskan...
dan lucu. Alvin tersenyum kecil ngeliat tulisan Mak lampir yang
kayaknya sengaja ditulis sedikit lebih gede. Shilla melirik Alvin.


"Kok malah ketawa?" Tanya Shilla sambil manyun. Alvin tersadar.


"Eh, sorry Shill" Ucap ALvin sambil cengengesan. Shilla meratapi mobilnya lagi.


"Gue pulangnya gimana doong??" tanya Shilla ga tau ke siapa.


"Sama gue aja, biar ntar gue nelpon temen gue yang punya bengkel buat
ngebawa mobil lo ke bengkel"ucap Alvin sambil ngetik SMS. Shilla
menatap Alvin dengan wajah berbinar-nimar.


"beneran nih?" tanya Shilla.


"Hmmm." jawab Alvin msaih sibuk dengan HPnya. Shilla terseny6um senang,
sementara itu, Angel menyikut Shila. Shilla berbalik. Menaikan alis.


"Embat aja semua" bisik Angel sambil cengengesan.


"Maksud?" tanya Shilla ga ngerti. ANgel tersenyum simpul.


"Mantan lo Cakka... tadi lo merhatiin Rio... tapi kok npulangnya bareng Alvin? Hayooo" Goda Angel. Shilla memutar bola matanya


"jangan aneh-aneh deh Ngel"


* * *

"Ya ampun. Nih mobil kok ngadat sih?" gerutu Cakka jengkel. Sambil
menendang ban mobilnya. Cakka melirik jam ditangannya. "Shit! Udah jam
7!" gerutu Cakka lagi.


"Yaelah, kok gue masih bawa-bawa nih barang?" Ucap Agni sambil melirik
kedalam tasnya. Kotak peralatan bengekl yang kemarin dipake buat
ngerjain mak lampir masih ada didalam tasnya. Agni geleng-geleng sambil
mengeluarkan kotak itu.. "pantes berat...." ucap Agni lagi.


*Brukkkk* Agni menabrak seseorang.

Kotak yang lagi dipegang Agni jatuh. Mengenai kaki Cakka. Isinya juga pada keluar.

“Arggghhh” rintih Cakka. Agni membulatkan mata.

“Auw, sorry, ga sengaja” Ucap Agni sambil mengambil
peralatan-peralatannya. Cakka merintih. Agni menatap Cakka prihatin.
“sorry, gue betul-betul ga sengaja.... eh? Lo anak Fariast?” tanya Agni
terkejut. Cakka mengangkat muka.

“iya. Lo juga?” tanya Cakka balik. Agni mengangguk. Matanya beralih ke mobil Cakka.

“ mobil lo bannya kempes ya?” tanya Agni sambil merhatiin ban Cakka yang emang lagi kempes. Cakka mengangguk.

“lo tau bengkel yang ada didekat sini ga?” Tanya Cakka. Agni menggeleng.

“Masih agak jauh sih... lo bawa ban serep ga?” Tanya Agni sambil
merapihkan peralatan-peralatannya sekaligus ngeluarin yang bisa dia
pakai buat bantu Cakka. Cakka menatap Agni ga ngerti. “bawa ga?” tanya
Agni ga sabaran.

“Eh, ada, di bagasi belakang” jawab Cakka.

“Ambilin” perintah Agni sambil berjongkok, kemudian dengan telaten,
ngelepasin ban mobil Cakka. Cakka hanya bisa geleng-geleng. Meskipun
punya mobil, cakka ga tau gimana caranya ngutak-ngatik tuh mobil. Dia
malah asik merahtiin Agni.

“ya elah, bengong lagi! Cepetan ambil!” perintah Agni sekali lagi. Cakka tersenyum tipis.

“masa lo nyuruh gue ngambil ban?” ucap Cakka. Agni melotot.

“Ya ampuuun. Ngambil ban aja apa susahnya sih? Hah? Cukup lo ambil,
trus gue yang masangin! Lagian ini kan mobil lo!” Agni mencak-mencak.

“Ya... ban kan kotor.. entar gue sampe sekolah udah dekil lagi” jawab Cakka santai. Agni menepuk jidat.

“Dasar orang kaya! Masih mending gue mau ngebantu! Bukannya ngeringanin
kerjaan gue dikit! Malah disuruh ngambil ban aja ga mau. Tau gitu ga
gue tolongin lo tadi!” semprot Agni kemduian berjalan ke belakang mobil
Cakka.

“Ntar gue kasih imbalan kok” ucap Cakka enteng. Agni merutuk dalam hati. Orang kaya semuanya samaaaa aja.

“ga butuh” desis agni jengkel. Agni kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Memasang ban serep Cakka, untuk menggantikan ban yang lama, kemudian
menaruh ban yang lama di bagasi.

“yak. Selesai!” ucap Agni riang. Untuk Agi, yang kayak gini sh, gampang
banget. Buktinya “karya” dia buat mobil Shilla kemarin dia kerjain
hanya tujuh menit. Tapi emang sih, yang ini lebih makan waktu. Masih
harus lepas pasang sih. Cakka menatap Agni kagum. Baru kali ini dia
ngeliat cewek yang telaten buat hal yang kaya begituan. Yang dia
sendiri ga pernah lakuin.

“heh! Orang kaya! Udah selesai tuh” tegur Agni sambil memasukan peralatan-perlatannya kembali kedalam tas. Cakka tersenyum.

“Thanks ya” ucap Cakka kemudian merogoh sakunya. “mmm, ini buat elo”
Cakka menyodorkan beberapa lembar uang 50,000-an. Agni menatap uang
yang disodorkan Cakka sinis.

“Ga usah” tolak Agni kemudian berjalan. Diliriknya jam yang dia pake.
Jam 7.15. “mampus, udah telat” gumam Agni. Tiba-tiba Cakka mencekal
tangan Agni. Agni berbalik. Menatap cakka kesal. “aduh yah, pliss deh!
Gara-gara gue ngebantuin elo, sekarang gue udah telat. Dan lo mau
ngebuat gue tambah telat lagi?” tanya Agni emosi.

“Oke, kalo lo ga mau nerima uang ini. Tapi gue rasa, kalo lo ga mau
tambah terlambat, mendding lo ke sekolah bareng gue” ucap Cakka sambil
menunjuk mobilnya. Agni berpikir sebentar. Oke, ga ada salahnya.
Lagian, kalo Agni pergi jam segini, bisa dipastiin, jam 8.00 baru dia
nyampe sekolahan. Itu pun udah lumayan cepet.

“Oke deh” jawab Agni kemudian ngebuka pintu mobil Cakka. Mobil ini
mobil sport yang emang hanya bisa dinaikin sama 2 orang. Soalnya
tempatnbya emang Cuma dua. Sebenrnya Agni agak risih sih, musti duduk
didepan bareng cowok ini. Tapi apa boleh buat. Dari pada ke sekolahnya
telat banget?

Agni berdecak kagum begitu ngeliat bagian dalam mobil cakka. ‘Dimodif
sampe sekeren ini?’ Piikr Agni. ‘Betul-betul mobil impian’. Cakka
melirik Agni sebentar.

‘manis juga nih cewek’ batin Cakka. Agni yang ngerasa diperhatiin, berbalik.

“kenapa?” tanya Agni. Cakka menggelng.

“ga papa” kemudian kembali fokus kedepan. Agni juga (Sok) sibuk sendiri.

* * *

Agni menepuk jidatnya begitu turun dari mobil. Pagar udah ditutup. Agni
melirik jamnya. 8.30? pantes..... Agni merutuk daam hati. Baru 3 hari
sekolah hei! Udah ga bisa ikut pelajaran. Cakka ikut turun.

“kok lo turun?” tanya Cakka.

“Lha? Emang gue mesti ngapain lagi didalam mobil lo?” tanya Agni balik. Heran.

“Masuk aja lagi. Gue mau markir nih mobil di parkiran. Dan parkiran tuh
didalam. Lo ga mau ikut?” ucap Cakka sambil memesuki mobilnya lagi.
Agni ikut masuk.

“Tapi, tuuh pagernya udah tutuP” ucap Agni sambil nunjuk pagar besar yang udah tertutup rapat.

“Lo liat aja ntar” ucap Cakka sambil tersenyum. Cakka memajukan
mobilnya . kemudian membunyikan klakson mobilnya. Satpam yang ada
disitu langsung ngebuka pagar. Dan menghampiri mobil Cakka.

“Bukain, gue mau masuk” perintah Cakka. Kayak merintah satapam
rumahnya. Satpam itu tersenyum, kemudian ngebuka pintu pagar
lebar-lebar. Agni melongo. Padahal, salah satu dari anak Zero datang
jam segini kemarin. Tapi langsung diusir. Apa ini salah satu enaknya
jadi anak first? Batin Agni.

Cakka kemudian melajukan mobilnya keparkiran. Begitu sampai diparkiran, Agni langsung turun.

“enak banget bisa masuk” ucap Agni. Cakka tersenyum.

“bokap gue alah satu pemilik yayasan sekolah ini” jawab Cakka. Agni melengos. Pantes...

“Gue kekelas dulu” pamit Agni.

“eh, bentar, nama lo siapa? Kelas mana?” tanya Cakka sambil mencegat agni.

“Agni. Zero” jawab Agni singkat.

“oh, gue Cakka, anak first, kekelasnya bareng aja yuk. Toh deket” ajak
Cakka. Agni hanya menatap cakka sebentar, kemudian langsung jalan.
Cakka dengan cepat mensejajarkan langkahnya dengan Agni.

* * *

Cakka senyum-senyum sendiri dikelas sambil nyebut-nyebut nama Agni.
“Agni.Zero” Cakka ngucapin kata itu berulang-ulang sambil tersenyum.
Zevana menyikut tangan Shilla.

“Apa sih?” tanya Shilla yang lagi asik sama Bbnya.

“Lo perhatiin Cakka deh” tunjuk Zevana ke cakka. Shilla ngeliat Cakka lagi senyum-senyum sendiri. Sambil bergumam.

“Agni.Zero” Cakka mengumamkannnya berulang-ulang. Shilla ga denger
jelas apa yang diucapin Cakka.sampai Ray yang duduk disebelah Cakka
teriak.

“YA AMPU CAK! BISA GA SIH LO NGOMONG HAL LAIN? DAR TADI AGNI ZERO
MULU!” teriak ray. Anak-anak sekelas langsung ngelirik ke arah cakka
dan Ray.

“Biasa aja kali Ray..” bisik Cakka gemas. Ray cengengesan.

“habis... lo kayak orang yang bisa ngomong 2 kata itu aja” ucap Ray. Shilla tertegun.

“Agni, Zero? Kok kayak familiar?” gumam Shilla

“Hehehe, iya, kayak yang ngancurin mobil lo Shill. A-Z. Agni Zero. Cocok yah?” celetuk Zevana asal. Shilla menggebrak meja.

“Betul juga.... Zev.. A: Agni, Z:Zero.... gue pasti dikerjain sama anak
Zero. Gue yakin banget. Karan sebelumya gue ngebentak-bentak anak Zero.
Ga salah lagi..” Gumam Shilla. Zevana menatap Shilla ga ngerti. Pas mau
nanya, Shilla keburu udah jalan ke meja Cakka.

“Agni Zero, itu anak Zero?” tanya Shilla langsung ga pake basa-basi. Cakka mengangguk.

“Ada yang cemburu nih” ledek Acha sambil pura-pura menulis-nulis di bukunya.

“Diem! Gue ga ngomong sama lo!” bentak Shilla.

“Emang gue ngomong sama lo?” jawab Acha santai sambil terus
menulis-nulis. Shilla menggertakan gigi kesal. Pandangannya kembali ke
Cakka.

“Cepetan tunjukin ke gue, orangnya yang mana” Ucap Shilla sambil menarik Cakka keluar kelas.

“Buat apaan?” tanya Cakka ga ngerti.

“Cukup tunjukin ke gue Cak, selanjutnya, itu urusan gue!” jawab Shilla.
Sambil terus menyeret Cakka kekelas Zero. Dari kejauhan, Shilla
merintah Cakka lagi. “yang mana Cak?” tanya Shilla ke Cakka.

* * *

Agni, Keke dan Sivia lagi duduk bareng dibawah pohon didepan kelas mereka,sambil ngebaca bahan pelajaran.

“yang mana?” tanya Shilla.

“Tuh, yang lagi duduk dibawah pohon” tunjuk Cakka ke Agni, Ify dan keke.

“Tae;lah, itu sih ada tiga” ucap Shilla kesal.

“Itu lohh” ucap Cakka sambil menunjuk Agni. Shilla melihat keraha yang
Cakka tunjuk. Dari tempat Shilla berdiri, Keke lah yang ditunjuk sama
Cakka.

“Oh itu. Dasar, cewek miskin” Umpat Shilla kemudian berjalan kembali
kekelas. Cakka hanya menatap kepergian Shilla dengan bingung.

* * *

“fy, bisa wakilin gue ke rapat hari ini gak?” tanya Gabriel.

“Hah? Ini kan rapat pertama Yel. Ga enak lah, lo kan yang ketua, kok diwakilin sama gue?” tanya Ify ga ngerti.

“plis Fy, tadi gue dapat kabar, adek gue ada yang sakit” ucap Iyel memohon. Ify menaikan alis.

“Bukannya lo ga ada adik ya Yel?” tanya Ify memastikan.

“ya... adik angkat gue. Tinggalnya dtempat yang sama kayak gue. Pliss
fy, gue yakin ga papa kok” bujuk Iyel lagi. Ify berpikir sebentar.

“Oke deh. Berhubung hari ii gue belum mulai kerja” jawab Ify. Iyel tersenyum.

“Thanks ya Fy” iyel kemudian berjalan keluar kelas. Ify menyelempangkan tasnya. Kemudian berjalan menuju ruang osis.

* * *

Ify mengintip dari luar jendela ruang osis. Agak ragu juga sih
masuknya, krisis PD sebagai seorang anak Zero *apadeh. Tiba-tiba
seseorang menepuk pundaknya.

“Kalau mau masuk, masuk aja. Lo takut masuk aya?” tanya cowok itu. Rio. Ify mendengus kesal.

“bisa ga sih lo ga manggil gue Aya? Nama gue tuh Alyssa” sahut ify emosi.

“kemarin lo bilang Ify” Ucap Riosambil mengerutkan keningnya. Ify
menepuk jidatnya. Oke, ga ada orang yang bilang Alyssa sama Ify itu
mirip. Cowok ini pasti bingung.

“pokoknya nama gue bukan Aya. Mentang-mentang kaya seenaknya ngubah
nama orang” gerutu Ify gak jelas. Rio menaikan alis. Oke, gue yang
bego. Entah udah berapa kali cewek ini bilang dia bukan Aya. Tapi gue
selalu nganggap dia Aya. Batn Rio.

Ify kemudian ngebuka ruang osis dan masuk kedalam. Beruntung, belum
terlalu banyak yang datang. Ify langsung memlih tempat duduk dipojok.
Dan tanpa diduga oleh Ify, Rio duduk didepan Ify. Fy melengos sekali
algi. Entah kenapa cowok ini ‘sedikit’ menyebalkan untuk Ify.

Ada sesuatu yang ngebuat Ify adi kurang suka sama cowok ini. Ga tau apa
itu. Apa dari cara cowok ini manggil dia Aya? Yang jelas-jelas bukan
nama dia?Ataukah... karna cowok ini ngingetin dia akan ngatan buruk?
Entahlah... yang tau hanya Ify seorang (Duileehhh, sok puitis amet gue
hehe)

* * *

Keke mau jalan kaki pulang kerumahnya. Rumahnya emang ga terlalu jauh
dari sekolah. Lagian, mendingan jalan kaki daripada naik angkot. Hanya
ngabisin uangnya aja.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan keke. Si pengendara memekaia
kerudung menutupi wajahnya. Sehingga keke ga ngeliat jelas siapa itu.
Yang dia tau, mulutnya dibekap dengan sapu tangan, dan selanjutnya dia
nggak inget lagi. Jiwanya seakan melayang (belum mati yaa).

3 jam kemudian

Keke mencoba ngebuka matanya. Berat. Kepalanya pusing. Dipandanginya
sekeliling tempat itu. Gelap, sumpek, dan... sedikit bau. Dimana? Di
gorong-gorong? Kayaknya bukan, ga ada air, disekolah? Ga mungkin, tadi
da udah pulang. Keke berusaha mengingat-ngingat. Barulah dia ingat soal
mobil itu. Siapa pengendara itu? Keke ga tau. Wajahnya ditutup.
Mobilnya juga ga trelalu diperhatiin. Yang keke tau, dia dibekap sama
orang itu, kemudian dia pingsan.

Keke mulai meraba-raba. Dai memegang sesuatu. Ya, semacam kardus, keke
memegang benda itu lagi. Benda itu kemudian jatuh. Keke mulai
meraba-raba lagi. Dan lagi-lagi, yang dia pegang adalah kardus. Keke
menghela napas. Mencoba duduk.

“ini pasti gudang. Kardusnya aja banyak..” tebak Keke. Percuma nyari
pintu sekarang.kayaknya udah mulai malam. Makanya didalam sini gelap
banget. “apa ga ada jendela?” gumam keke lagi. Tapi ngeliat tempat ini
yang udah sangat gelap. Keke langsung narik kesimpulan. “kalo pun ada,
pasti ketutup sama kardus. Makanya tempat ini gelap banget” ucap Keke
putus asa.

* * *

“maaf ya bun, Ify pulang terlambat.” Ucap Ify sambil ngebawa makanan
buat Bundanya. Mama Ify mengangguk. Kemudian berusaha duduk. “mama
makan siang kan?” tanya Ify lagi. Ibunya mengangguk. “bagus deh. Tadi
Ify masih rapat antar kelas, makanya agak lama. Maaf ya ma” Ucap Ify
kemudian menaruh baki yang dia bawa disampng tempat tidur ibunya.

“ga apa-apa kok sayang. Yang namanya sekolah kan pasti ada kegiatannya” jawab Ibunya sambil menyendok bubur yang dibawa Ify.

“Ify ga bakal ngikutin kegiatan macem-macem disekolah ma, Ify mau fokus sekolah sama kerja aja”

“Semua terserah Ify kok, kan yang sekolah kamu sayang. Yang penting,
kamu janga sampai kecapean” nasihat ibunya. Ify mengangguk. “oh ya,
ini, kalung kamu” ucap Ibunya sambil menyodorkan seutai kalung emas
putih.

Ify mengambil gelang itu, kemudian memperhatikannya. Gelang yang
ngngetin dia, akan kejadian yang indah tapi juga menyedihkan. Kalung
yang bikin dia bisa tersenyum, tapi bisa ngerasa kesel banget.
Sebenernya kalung itu dibuang sama Ify, gara-gara kekesalannya, tapi
beberapa hari belakngan, Ify mencarinya kembali. Ify yakin pasti Ibunya
udah nyimpen kalung ini sejak Ify buang.

“Kamu simpen gih, kalung itu, ntar kalau hilang, kamu kelimpungan lagi nyarinya” suruh Ibunya. Ify mengangguk.

“Ify nyimpen kalung ini dulu yah..” pamit fy kemudian berjalan
kekamarnya. Begitu sampai dikamarnya, ify langsung duduk ditepi tempat
tidurnya. “Penghianat” gumam Ify pelan. “gue ga nyangka lo tuh yang
ngebuat gue sama nyokap gue kayak gini sekarang. Kesulitan dalam hal
apapun!” Ucap Ify. Waktu Ify mau ngelempar kalung itu. IFy menarik
tangannya kembali.

“gue ga bisa... karna meskipun gue benci sama elo.... ternyata gue juga sayang sama elo..”
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

zero X first part 2

Sementara itu, Shilla memperhatikan Rio dan Ify dari dalam kelas. Heran aja, Rio yang biasanya ga suka ngobrol sama cewek. Bahkan terkesan pelit kata-kata.

"ngeliatin apa Shill?" tegur Angel yang udah dibelakang Shilla. Shilla menunjuk kearah Rio yang lagi duduk dibawah pohon. "kenapa sama Rio?" tanya Angel lagi.

"tadi dia ngobrol sama salah satu anak Zero" jawab Shilla pendek. Angel menatap heran ke Shilla.

"Lo suka Rio?" Tanya Ange. Shilla berbalik ke Angel.

"Apaan sih lo Ngel? Mana mungkin gue suka sama dia. Orang dia sahabat mantan gue.." Sanggah Shilla cepat. Angel mengangkat bahu.

"well, gue rasa nggak apa-apa kok kalo lo suka sama Rio. Dia lumayan, tajir pula. cakka aja udah berapa kali pacaran setelah putus sama elo..." ucap Angel. Shilla melengos pelan. dia ngga pernah ngarepin Cakka lagi, Cakka aja keliatannya ga peduli lagi sama dia...
* * *
Ify berjalan kekelasnya sambil ngedumel. "dasar cowok aneh!" Ucap Ify jengkel. PAs mau masuk kekelas, dia papasan sama seseorang. Ify mendongak. Gabriel.

"Dari mana Fy?" Tanya Iyel ramah.

"Tuh" Ify menunjuk ke arah bawah pohon. Iyel mengangkat alis. "habis ngomong sama orang aneh" lanjut Ify.

"Itu anak First kan?" tanya Iyel. Ify mengangguk. "ada urusaan apa sama anak First?" tanya Itel lagi.

"ah, udahlah, ga penting." Jawab Ify sambil mengibaskan tangannya. Matanya tertuju ke kertas yang dibawa Gabriel. "apaan tuh?" tanya Ify sambil menunjuk ke arah kertas-kertas itu.

"Oh ini" Iyel mengangkat kertas-kertas itu. Ify mengangguk. "Mau pemilihan ketua kelas. Semua kelas serempak kok! pas jam pelajaran selesai nanti, sekalian pemilihan ketua osis" jelas Iyel. Ify mengerutkan kening. ga ngerti.

"Kok pemilihan ketua osisnya barengan sama pemilihan ketua kelas?" tanya Ify bingung.

"Jadi gini loh Fy, Pemilihan ketua kelas di kelas 2-First itu, yang jadi ketua kelasnya itu, bakal jadi ketua osis. jadi bukan semua siswa yang milih." jelas Iyel. Ify menaikan sebelah alisnya.

"Aihhh ga transparan bangettt. berarti Ketos musti dari kelas First dong?" tanya Ify. Iyel mengangguk.

"Lagian ga mungkin anak Zero jadi ketos kali Fy... Impossible banget" timpal Iyel. Ify manyun. Yang merintah mereka orang-orang sombong kaya begitu? aihhhh. Males banget deh.

"Oh iya Fy, bantuin gue doong buat pemilihan nanti. LO jadi yang ngebacain hasil suara. gimana?" tanya Iyel. Ify terdiam sebentar.

"oke deh"
* * *
"temen, temen, tolong jangan pulang dulu" teriak Gabriel didepan kelas. menghentikan gerakan anak-anak yang udah pada masukin buku. Tinggal OZy yang masih heboh sendiri.

"Aduhhhh, penghapus gue mana? Gile, tuh penghapus gue make dari SD! Hadiah dari Guru gue gara-gara gue jadi juara satu makan sate kecoa (makanan gue sama putri pertiwi. Hoekkkk)" teriak OZy heboh sampai masuk ke kolong-kolong.

"Lo makan kecoak Zy? Ihhh" Agni bergidik.

"Ngga lah Ni, Kecoak aja jijik sama OZy.." Ceetuk NYopon asal.

"Ssssttt Pon, jangan ngeberin rahasia gue dong!" Pekik OZy sambil keluar dari kolong.

"Ozy hangan ngintip!" Keke langsung mukul OZy make kotak pensil.

"ya ampun Ke, emang gue mau ngintip siapa? Agni? Ihhh ga nafsuu" Jawab OZy sambil ngelus kepalanya, tapi belum enakan dari ketukan Keke, udah Dijitak sama AGni.

"Sarap lu!" ucap Agni kesal. Sementara itu, Gabriel yang berdiri didepan kelas udah bosen sendiri, tuh anak berempat berisik sendiri sih..

"Eh, Zy, ini penghapus elo?" tanya Ify sambil ngangkat penghapus yang udah kayak serpihan penghapus. Mata OZy angsung berbinar.

"Iya, itu punya gue... akhirnya ketemu juga, emang nih penghapus ga bisa jauh dari gue, secara, udah 6 tahun bareng gue, hehehe" ucap OZy seneng. Keke dan Ify saling berpandangan. Ya Allah... pantes tuh penghapus udah kecil begitu, ternyata, ckckckck.

"Lo.. simpen terus Zy?" tanya Agni ga percaya.

"Ya ngga lah. Kadang ileng, tapi muncul lagi, biasa ah... tuh penghapus ga mau jauh-jauh dari gue, secara tuannya seganteng ini hehehehe" Jawab OZy narsis.

"Huu dasar!" Sorak Keke, Agni dan Ify barengan. Iyel yang udah idepan kelas sejak tadi lagi-lagi hanya bisa geleng-geleng. Kapan bisa ngomong kalo tuh anak berempat ribut terus.

"ehm, ehm, gue bisa lanjutin kan?" Tanya Gabriel, baruah Ify sadar kalo dua udah janji mau bantu Iyel.

"Emang lo mau apaan Yel?" Tanya Ozy sambi terus sibuk masukin buku-buku kedalam tas.

"Kita mau pemilihan ketua kelas" Jawab Iyel smbil melirik Ify. Ify langsung bangun dari tempat duduknya.

:"Lah? neng Ipy mau jadi ketua kelas juga?" Tanya Ozy. Ify menggeleng. Kemudian maju kedepan kelas. Setelah bisik-bisik tetangga sama Iyel. AKhirnya Iyel mulai ngomong.

"jadi gini temen-temen, tadi tuh, gue disuruh sama Pak Dave buat ngelaksanain pemilihan ketua kelas dikelas ini. Ada yang Nyalonin diri?" tanya Iyel. Ozy ngacungin tangan dengan semangat.

"Gue Yel! gue!" Teriak OZy semangat.

"Eh, eh, jangan, jangan, Duhh Zy, lo jangan jadi ketua kelas deh! Mau jadi apa nih kelas nantinya" Ucap Agni sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"ye, elu Ag. Meragukan gue, gini-gini pas SD gue jadi ketua kelas terus!" bela Ozy.

"eh, jangan OZy doong. kekecilan tuh." Samber Nyopon.

"kayak elu gede aja." Sambung Ify.

“eh, udah dari pada berantem... Gimana kalo Gabriel aja?” Usul Keke.

“Gabriel? Maksudnya elo gitu? Gabriel Angeline Thalita?” Tanya Ozy.

“Bukaaaan. Tapi Gabriel Stevent Damanik. Ntu” Jawab keke gemes sambil nunjuk Iyel.

“Nah, kalo itu gue setuju banget (yang setuju Retweet!) Pada setuju ga nih?” Tanya Nyopon.

“ya Udah yel lo aja yang jadi ketua kelas, banyak tuh yang setuju” usul Agni.

“Iya tuh Yel, lo aja” sahut anak-anak yang lain. Iyel jad binung sendiri.

“eh, tapi kan gue disuruh ngelaksanain pemilihan ketua kelas... kalo gue yang jadi ketua kelas, ntar gue disangka KKN lagi, sama Pak Dave. Ngga ah” Tolak Iyel.

“Ahhh. Gini aja. Si Ify aja yang ngitung suara. Ify bisa sendiri kok. Ya kan Fy?” Tanya Ozy. Iyel melirik Ify. Ify mengangguk pelan.

“Iya deh” Iyel menyerah.Akhirnya perhitungan suara dimulai. Dan emang udah takdir kali, si Iyel yang jadi ketua kelasnya. Hampir ¾ anak-anak kelas ngedukung dia.

* * *

Di kelas First...

“Udah, Si Cakka aja” Usul Angel. Cakka menggeleng.

“ga. Gue ga mau. Gue mau fokus ke basket.” Tolak Cakka.

“Kalo elo Yo?” Tanya Acha. Rio ga ngerespon. Asik sama pikirannya sendiri. Kali ini, semua mata tertuju ke Alvin (emang putri Indonesia :p)

“eh? Kok pada ngeliatin gue?” Tanya Alvin heran. Bisa ngerasain tanda-tanda bakal dipilih.

“Ya udah Vin. Elo aja” Usul Sivia. Alvin menggeleng keras.

“ga ah. Gue ga berbakat buat mimpin. Ogah-ogah.” Tolak Alvin. “lagian kok Nunjuknya gue, Cakka, sama Rio sih?” protes alvin frontal. Mana mau dia jadi ketua kelas. Ga minat sama sekali.

“Udahlah Vin, jadi ketua kelas aja apa susahnya sih” Ucap Shilla sambil terus memainkan Bbnya. Alvin melirik Shilla sebentar. Tiba-tiba Rio berdiri.

“ya udah, gue aja yang jadi ketua kelas. Udah selesai kan rapat kelasnya? Gue mau pulang” Ucap Rio tiba-tiba dan langsung melangkah keluar kelas. Cakka dan Alvin saling berpandangan. Rio lagi kesambet.

* * *
Ify berjalan keluar melewati koridor. jas seragamnya udah dilepas. Bikin gerah sih. Ify berjalan dengan gontai ke depan gerbang. Sekolah ini lumayan jauh dari rumahnya dia. Dan itu artinya, ongkos pulangnya juga lumayan besar. Ify menghela napas. harusnya dia berhemat. Bukannya malah ngabisin uang hanya untuk ongkos angkot sekolah pulang pergi.

Tiiiiiinnnnnnn, Tiiiiiinnnnnnnnnnn Bunyi bel mobil yang memekakan telinga memaksakan Ify untuk menepi. sebuah mobil berwarna hitam metalik meluncur mulus keluar dari sekolah. Ify memaki dalam hati. 'Sinting!' dari tadi pagi kayaknya orang-orang disekolah ini mamerin banget apa yang mereka punya.

"Punya mobil aja belagu" Ucap Agni pelan. Ify menoleh kesamping. Agni udah berdiri disamping Ify. Ga jauh beda sama Ify, jas seragamnya juga udah dilepas, dasinya yang tadinya terikat rapi juga udah dilepas dan digantung asal di lehernya. Ransel nya disampirkan dibahu. Udah kayak preman.

"lo kayak preman Ag" Komentar Ify jujur. Agni tersenyum tipis.

"Habis ini gue mau pergi kerja sih. Ga mungkin kan make seragam yang ribet amet begini" Ucap Agni. Ify mengangguk setuju. Seragamnya luamayn ribet buat orang semacam Ify yang biasanya make kaos sama jins. Skirt lipit-lipit, kemeja lengan panjang, dasi, jas seragam emang udah cukup ngebuat gerah.

“kerja dimana lo Ag?” Tanya Ify sambil membenarkan letak tasnya.

“bengkel” jawab Agni seadanya. Ify menaikan alis ga percaya.

“kok kerja dibengkel Ag?” Tanya Ify lagi. Agni tertawa sinis.

“emang gua bisa kerja dimana lagi? Kalo gue bisa milih, mau tuh gue ga kerja trus dapat uang, asik kan?” komentar Agni.

“semua orang pengennya gitu kali Ag...”

*Splasshshhh* Cipratan comberan yang ada dihalte depan sekolah mengenai seragam Ify dan Agni.

“Argggh. Siapa sih yang nyipratin?” Maki Agni kesal. Pengendara Mobil pink itu turun. Bersama “dayang-dayang”nya

“Sorry, gue pikir lo berdua ga mandi tadi pagi, trus gue liat comberan... jadi... kalian udah mandi kan sekarang? Tampang aja kayak baru pulang dari pasar!” Komentar cewek itu sinis. Shilla

“apaan lo? Muka elo tuh kaya comberan. Cih Cuihhh najis tau ga?” bales Agni sambil meratapi seragamnya yang putih udah jadi kuning dalam sepersekian detik. Ify merutuk dalam hati. Tau kayak gini, jas seragamnya dipakai tadi, biar ga kena.

“Halah... biasa mandi di comberan juga. Gue pergi dulu yah, kalo mau mandi, silahkan aja, ga ada yang marah kok” Ucap Shilla kemudian berlalu bersama dayang-dayangnya.

“sinting” Ucap Ify pelan.

“nyari gara-gara tuh. Liat aja pembalasan gue ntar” dumel Agni. Ify menatap Agni.

“mau ngapain?” Tanya Ify penasaran. Agni tersenyum misterius.

“Kata orang, SMA tanpa kejahilan, ga asik” jawab Agni sambil tersenyum. Ify hanya mengangkat Alis, kemudian mengambil jas seragamnya dari tas dan mengenakannya kembali.


* * *
Ify menaruh tasnya diatas tempat tidur. Rumahnya sepi, pasti bundanya lagi tidur. Ify mengganti seragamnya dengan pakian rumah, kemudian bergegas ke dapur, memasak dengan cepat dan masuk kekamar ibunya sambil membaa makan siang untuk hari itu.
“Ma.... Ini Ify buatin makanan. Makan dulu” Ucap Ify sambil menaruh makanan di meja samping tempat tidur ibunya. Kemudian membantu ibunya agar duduk ditempat tidur.
“Gimana sekolah kamu?” Tanya Ibunya. Ify Melengos.
“ya... gitu... mewaaaaah banget. Ruangan kelasnya aja lebih gede dari rumah kita. Anak-anak yang sekolah disana juga kaya-kaya... tapi...” Kalimat Ify menggantung.
“tapi kenapa?” Tanya ibunya. Ify menggeleng. Gak mungkin dia ngasih tau kalo ada genk cewek super centil, ada genk cowok yang super ganteng, tapi yang satu aneh banget,ga penting buat ngebicarain hal-hal semacam itu didepan ibunya.
“ga papa Bun... eh, gimana, Bunda masih pusing?” Ify mengalihkan pembicaraan.
“Udah baikan kok. Oh iya, sayang, kamu besok mulai kerja kan?” tanya ibunya. Ify mengangguk.
“Iya, Bunda gak apa-apa kan kalo aku tinggal sendiri dirumah?” Tanya Ify sambil menyuapi Bunda.
“nggak, kamu konsen sekolah sama kerja aja, Bunda nggak apa-apa kok” jawab Bunda. Ify mengangguk. Makanan ibunya teah habis, waktu Ify mau keluar dari kamar..
“Oh iya sayang, Bunda nemu kalung yang kamu cari-cari dulu, jatuh dari tumpukan baju-baju lama kamu” Ucap Ibunya sambil duduk lagi. Ify berbalik. “ada tuh di lemari, ntar Bunda ambilin” Bunda berusaha menggapai pintu lemari, tapi ditahan Ify.
“Bun, Bunda istirahat aja, biar kalung Itu disitu aja, yang penting kan udah ketemu” Ucap Ify sambil tersenyum. Bunda mengangguk. Kemudian berbaring lagi. Ify berjalan keluar kamar. Kalung itu?Kalung yang sangat berharga buat Ify.
* * *
Agni memasuki kelas dengan sumringah. Kayak baru menang lotre.
“Pagiii” Sapa Agni ceria.
“pagi” sapa Ify dan Keke kompak. “kok ceria Ag?” Tanya Keke.
“hehehehe” Agni cengengesan. Ify menatap Agni ga ngerti. “misi telah dilaksanakan. Nenek lampir itu pasti bakal berkicau ntar” Ucap Agni ga jelas. Ify dan Keke saling berpandangan. Hanya satu kata yang terlintas.
“Sinting”
Sementara itu, Mak lampir alias Shilla (maaf Shivers, cerbung doaanggg) lagi ketawa-ketawa gak jelas bareng gank-ganknya. Begitu sampai diparkiran.....
“Aaaaaaa!! Mobil gueeee!!!” Pekik Shilla,
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

zero X first

Ify menghela napas berkali-kali, sebelum memutuskan memasuki sekolah yang gedenya entah berapa puluh kali lipat dari
rumahnya.Jangankan dari rumah kontrkannya itu, dari sekolah lamanya
aja, bisa dipastiin, seklah ini hampir 4 atau 5 kali lipat dari SMP
nya. fy menghela napas sekali lagi, sampai akhitnya dia melewati
gerbang sekolah, tiba-tiba...

"Tin...TIiiiiiinnnnnnnn" Seseorang membunyikan klakson mobilnya, Ify dengan cepat bersandar ditembok
gerbang. 3 buah mobil memasuki halaman sekolah, kayak difilm-film, si
pengendara mobil turun. Cowok. Masing-masing mobilnya satu. Ify
mendecakan lidah.

"Baru Sma aja udah bawa mobil sendiri.. mana bagus-bagus lagi mobilnya.." pikir Ify"Nah gue? sampe jaman kuda
dimakan batu juga ga bisa deh punya mobil' Ify melengos. Dia ga mau
berharap banyak. Kendaraan yang dia punya hanya sepeda butut. itu pun
udah dijual gara-gara nyokapnya sakit dan butuh perawatan.

Ify memeperhatikan 3 cowok itu lagi. Well, cakep-cakep. Dengan tipe yang
berbeda-beda. Yang satu kurus dan berkulit agak kecoklatan, yang satu
putih, style-nya harajuku, yang satu putih plus matanya sipit. Ify bisa
mastiin kalo mereka anak First. Tampang-tampang anak orang kaya. Ify
melengos. ga ada urusan sama orang-orang itu.

Ify melirik jam tangannya. 10 menit lagi baru bell. Mana Ify belum tau letak kelasnya
dimana lagi. Ify mengedarkan pandangannya kesekeliling. Matanya tertuju
ke seorang cewek yang lagi jalan sambil nunduk, keliatannya pemalu.
Tanpa sadar, dia berjalan kearah 3 oarng cewek dengan gaya pongah nan
sombong yang lagi ketawa-ketiwi gak jelas, dan...

*BRukkkkkkk* Cewek yang lagi nunduk itu nabrak 3 cwek yang ketawanya kayak mak
lampir. tepatnya dia nabrak yang ditengah. Yang rambutnya panjang dan
make bando...

"Heh! Elo kalo jalan liat-liat dong! Ga punya mata lo hah?" bentak cewek itu galak. Ify berjalan mendekati mereka.

"ma, maaf.." jawab cewek itu pelan sambil menunduk. Cewek sombong itu
mengibas-nbgibaskan jasnya dengan sapu tangan, kemudian menatap tajam
ke cewek yang lagi nunduk itu. Kemudian melirik kearah badge cewek itu.

"Elo.... anak Zero?" Tanya cewek sombong itu. "Iuwwww. Mimpi apa gue semalem,
baru masuk sekolah udah ditabrak sama orang miskin... Hiiii, pasti udah
mulai kotor deh seragam gue" Ucap cewek sombong itu dengan gaya jijik.
Ify mengeram pelan. 'apa-apaan tuh cewek? emang tuh manusia sampah apa?
sampe-sampe dia jijik begitu?' pikir Ify kesal.

"Heh! bisa ga sopan dikit? dia tuh manusia! bukan sampah!" bentak Ify jengkel. Pandangan cewek sombong itu kini beralih ke Ify.

"Siapa lo? mau sok jadi pahlawan kesiangan?" tanya cewek itu. Dia kemudian
melirik badge Ify. "ohhhh. anak Zero juga toh? ngebela sesama nih
ceritanya" ledek cewek itu kemudian tertawa. Dua cewek di sampingnya
ikut tertawa. Emang deh, betul-betul kayak mak lampir!

"kalo iya gue abak Zero kenapa? eh! Anak Zero tuh manusia juga tau!jangan sok
ngeremehin orang lain deh!" ucap Ify jengkel. Cewek yang lagi dia bela
itu hanya menatap Ify dengan tatapan cemas. Takut Ify diapa-apain. mana
sekarang udah banayk yang nontonin mereka lagi.....

"iya! Manusia! Tapi manusia murahan! Sekolaha aj gratis... Iyuuuw.
jangan-jangan lo tinggalnya dikolong jembatan lagi..." ejek cewek itu.

"heh! Orang miskin juga punya harga diri" ucap Ify ga terima. Kalo aja ini
bukan sekolahan, udah Ify gampar tuh cewek, trus dibungkus, dibawa
pulang disatein, trus dimakan sekampung! (Kanibal.....)

"Oh ya? berapa harga diri lo?" tanya cewek itu merendahkan. Owuooo. mAU
disatein betulan deh nih bocah. Baru aja Ify mau beraksi, seseorang
menengahi mereka.

"Udahlah, jangan berantem gitu. Kayak anak kecil aja" Ucap seseorang. Shilla dan Ify menengok kompak. Si cowok
harajuku yang tadi. Ify mendengus kesal. Baru masuk sekolah udah dapat
urusan sama orang-orang kaya. fiuuhhh.

"Gue gak akan berantem kalo dia bisa jaga mulut" jawab Ify jengkel.

"hah? elo tuh! Udah miskin belagu!" bales Shilla. Baru aja Ify mau ngomong ditahan agi sama cewek yang tadi dia tolongin.

"Udahlah.. kita balik kekelas aja yuk.." ajak cewek itu. Mau ga mau Ify mengangguk.

"kamu kok belain mereka sih Cak?" tanya Shilla jengkel.

"Aku gak belain mereka" jawab Cakka singkat kemudian berjalan kekelas.
Shilla menghentakan kaki kesal. Okey, permulaan yang memuakkan.'batin
Shilla
* * *
"Maaf ya gara-gara gue elo..." belum sempet cewek itu ngomong udah dipotong Ify.

"Udahlah... emang tuh orang mulutnya kayak comberan" potong Ify sambil tersenyum. cewek itu ikut tersenyum. Oh iya, kenalin, gue Ify. lo?" tanya Ify.
sambil mengulurkan tangan

"keke" jawab cewek itu menyambut uluran tangan Ify.

"eh, kita sebangku ya? gimana, yuk,yuk" tanpa menunggu jawaban temen barunya
itu, Ify menarik Keke masuk kekelas baru mereka. Dan langsung nentuin
tempat duduk mereka. "Disini aja gimana?" tanya Ify sambil duduk
disalah satu kursi dibagian tengah. Keke mengangguk, kemudian duduk
disebelah Ify.

tIba-tina dari rah pntu, masuk seorang anak cewek yanbg rambutnya pendek. Dari cara jalan aja... udah kayak anak cowok.
Dia memandang sekeliling, kemudian tersenyum menghampiri Keke dan Ify.

"Temen lo Ke?" bisik Ify ke Keke. Keke menggeleng. Cewek itu kemudian duduk
dikursi didepan Ify, setelah menaruh tasnya, dia berbalik.

"hei! Kalian yang tadi berantem sama anak first ya?" tanya cewek itu. Ify mengangguk, tapi Keke menggeleng.

"Aku ngga. Tapi gara-gara Ify belain aku..." jawab Keke. pandangan Agni beralih ke Ify.

"Yah..... gue datengnya telat doong. Padahal gue udah pengen nonjok orang" desah
Agni. Penuh penyesalaan. Keke dan Ify saling bertatapan. Ajaib banget
nih anak. Nonok orang "pengen" ck.

"Halooooooo. Selamat pagi!! Good morning!! Ohayou gozaimasuuuuu!!!" sapa seseorang. Cowok. Ify,
keke dan Agni saling bertatapan. Ga kenal tuh sama nih cowok. main
serobot aja. "Gue duduk disni yaaaa" ucap cowok itu langsung menaruh
tasnya dimeja. kemudian menghempaskan tubuhnya dikursi. dia kemudian
berbalik ke Agni.

"hei! Gue OZy, elo?" tanya Ozy ke Agni.

"Agni" jawab Agni

"Agni? kok kayak nama cewek? Elo...." Ozy melihat ke arah rok Agni. "Ya
ampuuunnnn. Gue pikir elo cowok. hehehe maaf ya, gue ga tau hehehe"
ceplos Ozy yang langsung dapat toyoran dari Agni.

"makanya jangan sotoy!" ucap Agni. Ozy cengengesan. kemudian berbalik ke Ify dan Keke.

"Nah! Ini baruuu cewek. Kenalin, gue OZy, kalian?" samber OZy cepet.

"Keke"

"Ify. eh, elo bawel amat deh. dikasih makan apa lo pas kecil? mana imut
banget agi" Ucap Ify kemudian menyubit pipi Ozy. OZy dengan cepat
mengelak.

"Gue? Nasi, ikan, daging kalo ada rezeki, sayur tapi gue ga suka, trus apa yang ada gue makan" jelas Ozy. Ify memutar bola
matanya.

"Jiahhh. Lo cowok tapi bawel kaya cewek" ucap Agni. OZy hanya cengengesan.

"Eh kok lo diam aja dari tadi?" tanya Ozy ke keke. Keke tersenyum.

"Gue kan ga bawel kayak elo...." jawab Keke.

* * *
Di kelas First.

"ihhh. sial banget deh, udah tadi tabrakan sama anak Zero, trus si Cakka pake ngebelain lagi!! Ck" Shilla mendecakan lidah kesal. ANge dan Zevana,
dua temen se-ganknya hanya mengangguk-angguk setuju.

"Itu sih salah elo... ngapain marah-marahin anak orang yang udah minta maarf.."
sambung seseorang. Shilla berbalik, menatap cewek yang ngomong itu
tajam.

"apa urusan lo Cha?" tanya Shilla tajam.

"emang gue ngomong sama elo?" bales Acha santai. Shilla berjalan mendekati Acha.

"Lo tuh kenapa sih selalu ga suka sama gue?" tanya Shilla jengkel. Acha hanya tersenyum tipis.

"Emang gue bilang kalo gue ga suka sama elo?" tanya Acha balik, masih santai.
Shilla mengeram kesal. Kemudian kembali ketempat duduknya.

Rio, Alvin dan Cakka memasuki kelas. Ga tau deh habis dari mana, padahal
tadi mereka udah jalan duluan... Cakka menatap Shilla kemudian
melengos. Sikap Shila yang terlalu manja, sombong dan seenaknya,
betul-betul bikin Cakka ga tahan. Makanya mutusin Shilla dulu. Lagian
cakka kan emang palyboy.
Sementara itu, Rio hanya diam sambil terus melihat ke arah luar jendela.

"kenapa Yo?" tanya Alvin sambil ikut melihat ke luar jendela. Ga ada yang aneh.
Hanya gedung kelas lain yang emang terpisah dari gedung kelas mereka.
kelas Zero. Dan didepan kelas itu ada pohon yang besar dan kokoh. ya,
hanya itu.

"Engga" jawab Rio kemudian duduk. Alvin duduk disamping Rio. Sedangkan Cakka duduk dibelakang mereka. Alvin, Rio dan
Cakka ga ada yang mulai ngomong. Akhirnya mereka hanya diem. Cakka
sibuk dengan BBnya. Dan Rio tenggelam dengan pikirannya. Alvin berdiri.

"Mau kemana?" tanay Rio.

"keluar bentar, jalan-jalan. mau ikut?" ajak Alvin. Rio menggeleng. "ya udah"
Alvin kemudian berjalan keluar kelas. Sebelum keluar, dia tersenyum
tipis ke Shilla. Shila bales tersenyum, tapi ga ngerti sama arti
senyuman Alvin.

Sementara itu, Rio masih inget kejadian yang dulu terjadi disini. Rio yang sejak kecil kesepian, menemukan apa yang
dia cari disini... kasih sayang, sahabat, orang yang bisa ngehibur dia,
dan bisa ada kalo dia butuh, bukan kayak ortunya yang hanya bisa ngasih
barang mewah, tanpa kasih sayang. Tapi adanya sekolah ini pula, yang
ngebuat dia ga bisa ketemu orang itu.....

* * *
"Ke kantin Ke?" tanya Ify ke keke yang masih sibuk nyatet bahan pelajaran yang dikasih PAk Dave. Keke mengangkat muka sebentar.

"DUluan aja bareng Agni" jawab Keke tanpa mengalihkan pandangannya dari buku didepannya. Ify berbalik ke Ozy dan Agni.

"Zy, Ag, ke kantin yuk, ga saraapan nihhh" Ajak Ify.

"Yuk. Zy, ayo" Ajak Agni. Ozy bergedik.

"Hiii ntar gue disangka bencong lagi jalannya sama cewe semua. mending gue bareng Gabriel dah!" Ucap OZy sambil ngacir ke Gabriel.

"Yeee salah sendiri! Ngpain juga duduknya bareng gue!" ucap Agni, kemudian
berbalik ke Ify. "Yuk Fy, laper" ajak Agni. Ify mengangguk.

pas jalan lewat samping lapangan basket, sebuah bola basket bergulir didepan kaki Ify dan Agni. Ify mengambil bola itu.

"Bolanya siapa nih?" tanya Ify ke Agni. Agni menunjuk ke arah seorang cowok yang
datang ngehampirin Ify dan Agni. Cowok yang make mobil mewah tadi pagi.

"Siniin bola gue" perintah cowok itu.

"Mintanya yantai aja kale! Nih" Ify mengembalikan bola itu ke cowok tadi. Rio.
Ify melirik badge cowok itu. First, cowo itu anak First. Ify mendengus
kemudian memutar bola matanya. Kenapa hari ini dipebuhin sama anak
First? Heuuu.

Sementara itu, Rio yang ngeliat ekspresi Ify barusan, ngebuat dia jadi inget sama seseorang. cewek. temen masa
kecilnya. Melengos smbil memutar bola mata. Kalo lagi kesel.

"Yuk Ag" Ajak Ify. Tapi tangannya dicekal sama Rio. Ify berbalik menatap
cowok itu kesal. "Apa lagi sih? Bola elo udah gue kembaliin kan?" Tanya
Ify jengkel.

"Siapa nama lo?" tanya Rio. Ify dan Agni saling berpandangan. Apa maksudnya nih?

"IFy" jawab Ify polos. Rio kemudian melepaskan tangannya yang masih mencengkal tangan Ify.

"Bukan..." ucap Rio pelasn. Ify hanya menatap Rio heran. Sementara itu, temen Rio, yang harajuku, Cakka. Menghampiri Rio.

"Yo, ngambil bolanya lama amat?" Tanya Cakka. Rio ga ngejawab. Pandangannya beralih ke Ify dan Agni. Cakka tersenyum tipis.

"Gue ga mau main lagi" Ucap Rio kemudian memberikan bola yang ada ditangannya ke Cakka.

* * *
"Siv, ke kantin gak?" tanya Acha ke Sivia. Sivia menggeleng.

"Gue mau ke perpus dulu. Katanya disana banyak buku bagus. Mau ikt?" tawar Sivia. Acha menggeleng.

"Gue nyusul aja ntar" jawab Acha. SIvia mengangguk. Sementara itu, Shilla menatap Acha sinis. Acha juga balas menatap Shilla sinis. Sejak dulu,
Acha emang ga suka sama Shila. Meskipun mereka sepupuan, sikap mereka
beda banget. Dan kejadian masa kecil mereka lah yang ngebuat Shilla
jadi sombong. Ngebuat Acha ga suka.

* * *
Sivia tersenyum tipis ngeliat buku-buku didepannya. Buku-buku yang bisa
dikatakan langka. Sebuah buku menarik perhatian Sivia. Sivia kemudian
mengulurkan tangannya. Mau ngambil buku itu. Tapi sayang, Sivia ga bisa
ngejangkau buku itu. Tiba-tiba ada tangan yang menggapai buku itu.

Cowok itu berbalik kemudian tersenyum ke Sivia. "Mau ambil yang ini kan?"
tanya cowok itu. Sivia mengangguk pelan. terpesona sama senyum cowok
itu. Mereka berdua terdiam. Menikmati suasana yang ada. Sampai Acha
datang.

"ehm, ehm" Acha berdehem. sivia dan cowok itu berbalik. :Gue ga ganggu kan?" tanya Acha menggoda. Sivia dan cowok itu
menggeleng serempak. "Bagus deh. takutnya gue jadi obat nyamuk atau
kacang garing ntar.. hehehe"

"Emm, gue balik dulu yah" pamit cowok itu.

"eh, iya..." jawab Sivia gugup. Acha menyenggol Sivia. "siapa Siv?" bisik
Acha ke Sivia. Sivia menggelng. "Ga kena" jawab Sivia. "Tanyain
namanya!! cepetaan..." suruh Acha. Mau nggak mau Sivia menyusul cowok
itu.

"Emm, hei, nama lo siapa?" tanya Sivia. Cowok itu berbaik.

"Gabriel" jawab cowok itu sambil tersenyum. "Kamu?" tanyanya balik.

"Sivia.." jawab Sivia sambvil tersenyum kikuk.

"Okey, Sivia, gue balik kekeas dulu ya" pamit Gabriel. Sivia mengangguk pelan.
Acha tersenyum kecil ngeliat sahabatnya yang kelihatan salting banget
itu.

"Cieee. Ada yang kenlan nihhhh" Goda Acha. Wajah Sivia langsung memerah.

"apaan sih" elak Sivia.

"Love at the first sight nih yeee" ledek Acha lagi.

"Acha.... kalo ini bukan perpus, udah gue gulingin lo" Bisik Sivia.

"Ga boleh pacaran diperpus looh" ledek Acha lagi. Sivia manyun. "Tapi...
dia anak kelas mana sih? lo ga nanya tadi..." Sivia menepuk jidatnya.
Dia emang ga nanya kelas cowok itu.

"Tadi... pas gue liat badgenya... kayaknya Zero deh" jawab Sivia lemah.

"Ya udah. Apa salahnya kao dia anak Zero? Selama lo suka..." goda Acha
lagi. Sivia manyun lagi. Tapi harus dia akui. Dia suka sama cowok itu.

* * *
"Cowok tadi tuh aneh ga sih?" Agni memulai pembicaran pas dia dan Ify udah
nyampe dikantin. Kantin khusus anak Zero. Penjualnya dikit aja.
makananya juga lumayan murah. Nah, kalo kantin anak-anak First... pas
Ify sama Agni lewat tadi... beuhhhh kayqak restoran bintang lima..

"yang mana?" tanya Ify cuek sambil mengaduk-aduk bakso didepannya agar cepet dingin. tau kayak gini, mending bawa bekal dari rumah. Biar ga ribet plus hemat.

"Yang tadi ngambil bola itu lohhh" terang Agni.

"Oh" jawab Ify pendek sambil terus meniup-niup kuah baksonya.

"Ngerasa ada yang aneh sama dia ga?" tanya Agni. IFy berpikir sebentar. Kemudian menggeleng. "Lo kenal sama dia sebelumnya?" cecar Agni. Ify menggeleng lagi.

"Baru pernah gue ngeliat orang-orang sekaya itu, ya disekolah ini" jawab Ify enteng. Toh, emang bener kan? Orang kaya mana mau temenan sama orang miskin..

"Hm... sama" timpal Agni.

* * *
Keke berjaan smbil ngebawa buku yang banyaknya sampai mau ngalangin wjahnya. Disuruh sama Pak Dave buat ngebawa ke ruang guru tadi. Soalnya dikelas tadi tinggal Keke doang sih...

"Duhhhh. Pak DAve gimna sih. Udah tau aku kecil begini. Disuruh nawa barang-barang berat kayak gini lagi. Susah liat nihhh" Dumel keke. Karna ga merhatin jalan...

*Brukkkk* Keke Jatuh, buku-buku yang dia bawa jatuh nimpa dia. Bagus, nabrak apaan lagi gue?kayaknya hari ini nabrak-nabrak mulu. mana udah jatuh ketimpa buku lagi' batin Keke sambil berusaha duduk.

"Ya ampuuuuun elo lagi?" pekik cewek yang Keke tabrak. Keke mengangkat muka. 'Jiahhh kenapa pula, harus nih cewek? Apesss' batin Keke. "Lo Hobi banget ya nabrak gue? Dasar cewek miskin! Punya mata gak dipake!" ucap SHilla jengkel.

"Ma, Maaf... gue ga sengaja.. lagian.." Keke ga berani ngelanjutin ucapannya.

"Lagian apa? lo mau bilang gue yang ga ngeliat jalan gitu?" tanya Shilla jengkel sambil merapikan rambutnya yang udah sangaaaaat rapi. Keke menunduk. Ga ada gunanya manjang-manjangin masalah sama cewek ini. Keke mulai membereskan buku-buku yang berserakan.

Shilla mendengus kesal. Kemudian berjalan melewati Keke. "Awas aja kao lo nabrak gue lagi" Ancam Shilla. Keke menghela napas. Emang dia pikir gue suka apa nabrak dia?' batin keke kesal.

"gue bantu ya" Ucap seseorang. Keke mengangkat muka. Seorang cowok yanga gak gondrong mengambil buku-buku yang berserakan. "Kok bawa bukunya banyak begini?" Tanya cowok itu.

"Disuruh guru" jawab Keke kemudian berdiri.

"Ya udah. MAu dibawa kemana? biar gue bantu" tawar cowok itu.

"Ga usah. Gue bisa sendiri kok" tolak Keke. Tapi cowok itu tersenyum.

"Gak papa kok. Kemana?" tanya Cowok itu. Keke tersenyum.

"ke ruang guru." jawab Keke.

* * *
"Thanks ya" ucap Keke pas keuar ruang guru.

"sama-sama. Nama lo siapa?" tanya cowok itu

"Keke. lo?" tanya Keke balik.

"Ray. ya udah, gue balik kekelas dulu. Bye Ke" Pamit RAy. Keke mengangguk sambil tersenyum.

"hei!" Agni menepuk pundak keke. Keke berbaik.

"eh, kamu Ag"

"Kok ga nyusul kekantin?" tanya Ify.

"Maaf ya, tadi disuruh bawa buku sih sama Pak Dave" jawab Keke. Ify dan Agni mengangguk.

Sementara itu, didepan kelas Ify, Rio lagi duduk di bawah pohon yang tadi pagi dia liat dari kelasnya. Ada banyak kenagan yang terjadi dibwah pohon ini. Rio ga akan lupa dan ga akan mau ngelupain itu semua.

"Tadi gue ngeliat cewek yang mirip lo Ya, tapi namanya Ify, bukan Aya.." ucap Rio pelan sambi menatap benda kecil ditangannya. kalung dengan mata rantai huruf "A" punya Aya. Cewek mungil itu.

"Ngapain disitu?" tegur Ify sambil menghampiri Rio yang lagi duduk dibangku dibawah pohon itu. Rio menatap Ify, kemudian menaruh kalung itu ke sakunya.

"Bukan urusan lo" jawab Rio ketus. Ify manyun.

"Gue pikir ga ada anak First yang mau deket-deket gedungnya anak Zero. Taunya ada.." ucap Ify. T^api yang didenger Rio justru beda. Mirip sama ucapan seseorang beberapa tahun lalu. 'Aku pikir ga ada orang kaya ang mau ke sini, taunya ada..' ucap cewek mungi-aya-itu riang. Rio dengan cepat berbalik ke Ify. Menatap Ify tajam.

"Aya..." Ucap Rio pelan. Ify mendengus kesal. Kemudian bangun.

"perasaan tadi lo udah nanya nama gue, dan udah gue jawab deh. nama gue tuh Ify, bukan Aya. Budek" Ucap Ify kesal kemudian meninggalkan Rio. Rio mengacak-acak rambutnya.

"Bego! Jelas-jelas dia bukan Aya.."
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS