zero X first part 2

Sementara itu, Shilla memperhatikan Rio dan Ify dari dalam kelas. Heran aja, Rio yang biasanya ga suka ngobrol sama cewek. Bahkan terkesan pelit kata-kata.

"ngeliatin apa Shill?" tegur Angel yang udah dibelakang Shilla. Shilla menunjuk kearah Rio yang lagi duduk dibawah pohon. "kenapa sama Rio?" tanya Angel lagi.

"tadi dia ngobrol sama salah satu anak Zero" jawab Shilla pendek. Angel menatap heran ke Shilla.

"Lo suka Rio?" Tanya Ange. Shilla berbalik ke Angel.

"Apaan sih lo Ngel? Mana mungkin gue suka sama dia. Orang dia sahabat mantan gue.." Sanggah Shilla cepat. Angel mengangkat bahu.

"well, gue rasa nggak apa-apa kok kalo lo suka sama Rio. Dia lumayan, tajir pula. cakka aja udah berapa kali pacaran setelah putus sama elo..." ucap Angel. Shilla melengos pelan. dia ngga pernah ngarepin Cakka lagi, Cakka aja keliatannya ga peduli lagi sama dia...
* * *
Ify berjalan kekelasnya sambil ngedumel. "dasar cowok aneh!" Ucap Ify jengkel. PAs mau masuk kekelas, dia papasan sama seseorang. Ify mendongak. Gabriel.

"Dari mana Fy?" Tanya Iyel ramah.

"Tuh" Ify menunjuk ke arah bawah pohon. Iyel mengangkat alis. "habis ngomong sama orang aneh" lanjut Ify.

"Itu anak First kan?" tanya Iyel. Ify mengangguk. "ada urusaan apa sama anak First?" tanya Itel lagi.

"ah, udahlah, ga penting." Jawab Ify sambil mengibaskan tangannya. Matanya tertuju ke kertas yang dibawa Gabriel. "apaan tuh?" tanya Ify sambil menunjuk ke arah kertas-kertas itu.

"Oh ini" Iyel mengangkat kertas-kertas itu. Ify mengangguk. "Mau pemilihan ketua kelas. Semua kelas serempak kok! pas jam pelajaran selesai nanti, sekalian pemilihan ketua osis" jelas Iyel. Ify mengerutkan kening. ga ngerti.

"Kok pemilihan ketua osisnya barengan sama pemilihan ketua kelas?" tanya Ify bingung.

"Jadi gini loh Fy, Pemilihan ketua kelas di kelas 2-First itu, yang jadi ketua kelasnya itu, bakal jadi ketua osis. jadi bukan semua siswa yang milih." jelas Iyel. Ify menaikan sebelah alisnya.

"Aihhh ga transparan bangettt. berarti Ketos musti dari kelas First dong?" tanya Ify. Iyel mengangguk.

"Lagian ga mungkin anak Zero jadi ketos kali Fy... Impossible banget" timpal Iyel. Ify manyun. Yang merintah mereka orang-orang sombong kaya begitu? aihhhh. Males banget deh.

"Oh iya Fy, bantuin gue doong buat pemilihan nanti. LO jadi yang ngebacain hasil suara. gimana?" tanya Iyel. Ify terdiam sebentar.

"oke deh"
* * *
"temen, temen, tolong jangan pulang dulu" teriak Gabriel didepan kelas. menghentikan gerakan anak-anak yang udah pada masukin buku. Tinggal OZy yang masih heboh sendiri.

"Aduhhhh, penghapus gue mana? Gile, tuh penghapus gue make dari SD! Hadiah dari Guru gue gara-gara gue jadi juara satu makan sate kecoa (makanan gue sama putri pertiwi. Hoekkkk)" teriak OZy heboh sampai masuk ke kolong-kolong.

"Lo makan kecoak Zy? Ihhh" Agni bergidik.

"Ngga lah Ni, Kecoak aja jijik sama OZy.." Ceetuk NYopon asal.

"Ssssttt Pon, jangan ngeberin rahasia gue dong!" Pekik OZy sambil keluar dari kolong.

"Ozy hangan ngintip!" Keke langsung mukul OZy make kotak pensil.

"ya ampun Ke, emang gue mau ngintip siapa? Agni? Ihhh ga nafsuu" Jawab OZy sambil ngelus kepalanya, tapi belum enakan dari ketukan Keke, udah Dijitak sama AGni.

"Sarap lu!" ucap Agni kesal. Sementara itu, Gabriel yang berdiri didepan kelas udah bosen sendiri, tuh anak berempat berisik sendiri sih..

"Eh, Zy, ini penghapus elo?" tanya Ify sambil ngangkat penghapus yang udah kayak serpihan penghapus. Mata OZy angsung berbinar.

"Iya, itu punya gue... akhirnya ketemu juga, emang nih penghapus ga bisa jauh dari gue, secara, udah 6 tahun bareng gue, hehehe" ucap OZy seneng. Keke dan Ify saling berpandangan. Ya Allah... pantes tuh penghapus udah kecil begitu, ternyata, ckckckck.

"Lo.. simpen terus Zy?" tanya Agni ga percaya.

"Ya ngga lah. Kadang ileng, tapi muncul lagi, biasa ah... tuh penghapus ga mau jauh-jauh dari gue, secara tuannya seganteng ini hehehehe" Jawab OZy narsis.

"Huu dasar!" Sorak Keke, Agni dan Ify barengan. Iyel yang udah idepan kelas sejak tadi lagi-lagi hanya bisa geleng-geleng. Kapan bisa ngomong kalo tuh anak berempat ribut terus.

"ehm, ehm, gue bisa lanjutin kan?" Tanya Gabriel, baruah Ify sadar kalo dua udah janji mau bantu Iyel.

"Emang lo mau apaan Yel?" Tanya Ozy sambi terus sibuk masukin buku-buku kedalam tas.

"Kita mau pemilihan ketua kelas" Jawab Iyel smbil melirik Ify. Ify langsung bangun dari tempat duduknya.

:"Lah? neng Ipy mau jadi ketua kelas juga?" Tanya Ozy. Ify menggeleng. Kemudian maju kedepan kelas. Setelah bisik-bisik tetangga sama Iyel. AKhirnya Iyel mulai ngomong.

"jadi gini temen-temen, tadi tuh, gue disuruh sama Pak Dave buat ngelaksanain pemilihan ketua kelas dikelas ini. Ada yang Nyalonin diri?" tanya Iyel. Ozy ngacungin tangan dengan semangat.

"Gue Yel! gue!" Teriak OZy semangat.

"Eh, eh, jangan, jangan, Duhh Zy, lo jangan jadi ketua kelas deh! Mau jadi apa nih kelas nantinya" Ucap Agni sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"ye, elu Ag. Meragukan gue, gini-gini pas SD gue jadi ketua kelas terus!" bela Ozy.

"eh, jangan OZy doong. kekecilan tuh." Samber Nyopon.

"kayak elu gede aja." Sambung Ify.

“eh, udah dari pada berantem... Gimana kalo Gabriel aja?” Usul Keke.

“Gabriel? Maksudnya elo gitu? Gabriel Angeline Thalita?” Tanya Ozy.

“Bukaaaan. Tapi Gabriel Stevent Damanik. Ntu” Jawab keke gemes sambil nunjuk Iyel.

“Nah, kalo itu gue setuju banget (yang setuju Retweet!) Pada setuju ga nih?” Tanya Nyopon.

“ya Udah yel lo aja yang jadi ketua kelas, banyak tuh yang setuju” usul Agni.

“Iya tuh Yel, lo aja” sahut anak-anak yang lain. Iyel jad binung sendiri.

“eh, tapi kan gue disuruh ngelaksanain pemilihan ketua kelas... kalo gue yang jadi ketua kelas, ntar gue disangka KKN lagi, sama Pak Dave. Ngga ah” Tolak Iyel.

“Ahhh. Gini aja. Si Ify aja yang ngitung suara. Ify bisa sendiri kok. Ya kan Fy?” Tanya Ozy. Iyel melirik Ify. Ify mengangguk pelan.

“Iya deh” Iyel menyerah.Akhirnya perhitungan suara dimulai. Dan emang udah takdir kali, si Iyel yang jadi ketua kelasnya. Hampir ¾ anak-anak kelas ngedukung dia.

* * *

Di kelas First...

“Udah, Si Cakka aja” Usul Angel. Cakka menggeleng.

“ga. Gue ga mau. Gue mau fokus ke basket.” Tolak Cakka.

“Kalo elo Yo?” Tanya Acha. Rio ga ngerespon. Asik sama pikirannya sendiri. Kali ini, semua mata tertuju ke Alvin (emang putri Indonesia :p)

“eh? Kok pada ngeliatin gue?” Tanya Alvin heran. Bisa ngerasain tanda-tanda bakal dipilih.

“Ya udah Vin. Elo aja” Usul Sivia. Alvin menggeleng keras.

“ga ah. Gue ga berbakat buat mimpin. Ogah-ogah.” Tolak Alvin. “lagian kok Nunjuknya gue, Cakka, sama Rio sih?” protes alvin frontal. Mana mau dia jadi ketua kelas. Ga minat sama sekali.

“Udahlah Vin, jadi ketua kelas aja apa susahnya sih” Ucap Shilla sambil terus memainkan Bbnya. Alvin melirik Shilla sebentar. Tiba-tiba Rio berdiri.

“ya udah, gue aja yang jadi ketua kelas. Udah selesai kan rapat kelasnya? Gue mau pulang” Ucap Rio tiba-tiba dan langsung melangkah keluar kelas. Cakka dan Alvin saling berpandangan. Rio lagi kesambet.

* * *
Ify berjalan keluar melewati koridor. jas seragamnya udah dilepas. Bikin gerah sih. Ify berjalan dengan gontai ke depan gerbang. Sekolah ini lumayan jauh dari rumahnya dia. Dan itu artinya, ongkos pulangnya juga lumayan besar. Ify menghela napas. harusnya dia berhemat. Bukannya malah ngabisin uang hanya untuk ongkos angkot sekolah pulang pergi.

Tiiiiiinnnnnnn, Tiiiiiinnnnnnnnnnn Bunyi bel mobil yang memekakan telinga memaksakan Ify untuk menepi. sebuah mobil berwarna hitam metalik meluncur mulus keluar dari sekolah. Ify memaki dalam hati. 'Sinting!' dari tadi pagi kayaknya orang-orang disekolah ini mamerin banget apa yang mereka punya.

"Punya mobil aja belagu" Ucap Agni pelan. Ify menoleh kesamping. Agni udah berdiri disamping Ify. Ga jauh beda sama Ify, jas seragamnya juga udah dilepas, dasinya yang tadinya terikat rapi juga udah dilepas dan digantung asal di lehernya. Ransel nya disampirkan dibahu. Udah kayak preman.

"lo kayak preman Ag" Komentar Ify jujur. Agni tersenyum tipis.

"Habis ini gue mau pergi kerja sih. Ga mungkin kan make seragam yang ribet amet begini" Ucap Agni. Ify mengangguk setuju. Seragamnya luamayn ribet buat orang semacam Ify yang biasanya make kaos sama jins. Skirt lipit-lipit, kemeja lengan panjang, dasi, jas seragam emang udah cukup ngebuat gerah.

“kerja dimana lo Ag?” Tanya Ify sambil membenarkan letak tasnya.

“bengkel” jawab Agni seadanya. Ify menaikan alis ga percaya.

“kok kerja dibengkel Ag?” Tanya Ify lagi. Agni tertawa sinis.

“emang gua bisa kerja dimana lagi? Kalo gue bisa milih, mau tuh gue ga kerja trus dapat uang, asik kan?” komentar Agni.

“semua orang pengennya gitu kali Ag...”

*Splasshshhh* Cipratan comberan yang ada dihalte depan sekolah mengenai seragam Ify dan Agni.

“Argggh. Siapa sih yang nyipratin?” Maki Agni kesal. Pengendara Mobil pink itu turun. Bersama “dayang-dayang”nya

“Sorry, gue pikir lo berdua ga mandi tadi pagi, trus gue liat comberan... jadi... kalian udah mandi kan sekarang? Tampang aja kayak baru pulang dari pasar!” Komentar cewek itu sinis. Shilla

“apaan lo? Muka elo tuh kaya comberan. Cih Cuihhh najis tau ga?” bales Agni sambil meratapi seragamnya yang putih udah jadi kuning dalam sepersekian detik. Ify merutuk dalam hati. Tau kayak gini, jas seragamnya dipakai tadi, biar ga kena.

“Halah... biasa mandi di comberan juga. Gue pergi dulu yah, kalo mau mandi, silahkan aja, ga ada yang marah kok” Ucap Shilla kemudian berlalu bersama dayang-dayangnya.

“sinting” Ucap Ify pelan.

“nyari gara-gara tuh. Liat aja pembalasan gue ntar” dumel Agni. Ify menatap Agni.

“mau ngapain?” Tanya Ify penasaran. Agni tersenyum misterius.

“Kata orang, SMA tanpa kejahilan, ga asik” jawab Agni sambil tersenyum. Ify hanya mengangkat Alis, kemudian mengambil jas seragamnya dari tas dan mengenakannya kembali.


* * *
Ify menaruh tasnya diatas tempat tidur. Rumahnya sepi, pasti bundanya lagi tidur. Ify mengganti seragamnya dengan pakian rumah, kemudian bergegas ke dapur, memasak dengan cepat dan masuk kekamar ibunya sambil membaa makan siang untuk hari itu.
“Ma.... Ini Ify buatin makanan. Makan dulu” Ucap Ify sambil menaruh makanan di meja samping tempat tidur ibunya. Kemudian membantu ibunya agar duduk ditempat tidur.
“Gimana sekolah kamu?” Tanya Ibunya. Ify Melengos.
“ya... gitu... mewaaaaah banget. Ruangan kelasnya aja lebih gede dari rumah kita. Anak-anak yang sekolah disana juga kaya-kaya... tapi...” Kalimat Ify menggantung.
“tapi kenapa?” Tanya ibunya. Ify menggeleng. Gak mungkin dia ngasih tau kalo ada genk cewek super centil, ada genk cowok yang super ganteng, tapi yang satu aneh banget,ga penting buat ngebicarain hal-hal semacam itu didepan ibunya.
“ga papa Bun... eh, gimana, Bunda masih pusing?” Ify mengalihkan pembicaraan.
“Udah baikan kok. Oh iya, sayang, kamu besok mulai kerja kan?” tanya ibunya. Ify mengangguk.
“Iya, Bunda gak apa-apa kan kalo aku tinggal sendiri dirumah?” Tanya Ify sambil menyuapi Bunda.
“nggak, kamu konsen sekolah sama kerja aja, Bunda nggak apa-apa kok” jawab Bunda. Ify mengangguk. Makanan ibunya teah habis, waktu Ify mau keluar dari kamar..
“Oh iya sayang, Bunda nemu kalung yang kamu cari-cari dulu, jatuh dari tumpukan baju-baju lama kamu” Ucap Ibunya sambil duduk lagi. Ify berbalik. “ada tuh di lemari, ntar Bunda ambilin” Bunda berusaha menggapai pintu lemari, tapi ditahan Ify.
“Bun, Bunda istirahat aja, biar kalung Itu disitu aja, yang penting kan udah ketemu” Ucap Ify sambil tersenyum. Bunda mengangguk. Kemudian berbaring lagi. Ify berjalan keluar kamar. Kalung itu?Kalung yang sangat berharga buat Ify.
* * *
Agni memasuki kelas dengan sumringah. Kayak baru menang lotre.
“Pagiii” Sapa Agni ceria.
“pagi” sapa Ify dan Keke kompak. “kok ceria Ag?” Tanya Keke.
“hehehehe” Agni cengengesan. Ify menatap Agni ga ngerti. “misi telah dilaksanakan. Nenek lampir itu pasti bakal berkicau ntar” Ucap Agni ga jelas. Ify dan Keke saling berpandangan. Hanya satu kata yang terlintas.
“Sinting”
Sementara itu, Mak lampir alias Shilla (maaf Shivers, cerbung doaanggg) lagi ketawa-ketawa gak jelas bareng gank-ganknya. Begitu sampai diparkiran.....
“Aaaaaaa!! Mobil gueeee!!!” Pekik Shilla,
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "zero X first part 2"

Posting Komentar